WK-Brand Logo

Senin, 26 Maret 2012

PEMDA KKU : KEPUTUSAN YANG SARAT KKN



Tak dipungkiri penempatan, kenaikan pangkat dan jabatan pegawai adalah wewenang penuh Kepala Daerah (Bupati/Walikota) yang memutuskannya, khusus untuk daerah otonom seperti kabupaten/kota. Keputusan tersebut tentu tidak serampangan. Ada mekanisme yang harus dilalui, tidak main asal teken (tanda tangan) saja. Contoh kenaikan pangkat/golongan pegawai, ada Baperjakat yang memproses dan mengusulkannya ke bupati/walikota. Demikian juga penempatan/mutasi pegawai dilingkup SKPD yang ada di kabupaten/kota, tentu tidak serta merta Bupati/Walikota menetapkan dengan keputusannya. Ada proses/mekanisme/syarat tertentu yang mestu dipenuhi sehingga munculnya Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tersebut.

Tidak demikian dengan mekanisme Pemerintah Kabupaten Kayong Utara (KKU) dalam memutuskan mutasi Koordinator PPL dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) masing-masing dilingkup Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPKP) Kayong Utara. Keputusan tersebut sarat dengan KKN. Bagaimana tidak? SK yang baru terbit bulan Januari 2012 dengan Nomor 07 Tahun 2012 tertanggal 17 Januari 2012, tentang Mutasi dan Penataan Wilayah Kerja Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) pada Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPKP) KKU dibatalkan Keputusan Bupati KKU pada bulan Pebruari 2012 dengan Nomor 46 Tahun 2012 tertanggal 27 Pebruari 2012, tentang Pencabutan Keputusan Bupati Kayong Utara Nomor 07 Tahun 2012 tentang Mutasi dan Penataan Wilayah Kerja Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) pada Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPKP) KKU, dengan dasar bahwa terdapat kekeliruan dalam mekanisme dan prosedur penetapan keputusan tersebut (Menimbang huruf b) dalam Keputusan Bupati Kayong Utara Nomor 46 Tahun 2012.

Hal tersebut di atas apabila dikaji secara mendalam sangat tidak procedural, mengabaikan mekanisme sarat KKN dan terkesan dipolitisir. Bagaimana tidak? Hanya karena ulah satu orang oknum PPL yang tidak pernah tugas ke WKPP barunya, Keputusan Bupati Nomor 07 Tahun 2012 dibatalkan. Kisah ini berawal dari Penyataan oknom PPL yang selalu bermasalah tersebut kepada pamannya yang merupakan pegawai di Bagian Kepegawaian Pemda KKU dan kepada pamannya satu lagi yang merupakan tokoh politik/ketua partai tertentu di KKU. Dengan pengaruh pamannya tersebut Keputusan Buapti Kayong Utara Nomor 07 Tahun 2012 batal. Pembatalan SK ini tentu sangat melukai 42 PPL dan 6 Koordinator PPL se- KKU. Hanya ulah satu orang oknum PPL SK jadi batal. Aneh kan?

Dengan alasan yang dibuat-buat untuk pembenaran saja, Kepegawaian Pemda KKU beralibi bahwa pak Bupati Kecolongan dalam Menetapkan Keputusan. Benarkah demikian? Jawabannya sanagt mustahil! Pada hal usulan mutasi merupakan wewenang kepala BPKP mengajukan ke Bupati melalui Kepngawaian Pemda KKU. Inilah salah satu mekanieme yang sebenarnya, sebab yang tau/paham kondisi PPL tentu BPKP bukan? Jika terdapat kekeliruan dalam mekanisme, prosedur atau pak Bupati kecolongan, kenapa anda sebagai Perangkat yang menangani Kepengawaian Pemda KKU tidak mengkaji usulan BPKP secara mendalam sebelum diteken pak Bupati? Mekanisme atau prosedurnyakah yang salah atau itu cuma akal-akalan anda untuk menyelamatkan keluarga anda? Logiskan alibi Kepegawaian Pemda KKU tersebut? Lalu apa fungsi BPKP yang khusus menangani penyuluhan di kabupaten tersebut dibentuk? Jika demikian, bukankah sebaiknya BPKP dibubarkan saja bukan? Kerena tidak memiliki wewenang apapun terhadap penyuluh, BPKP tak ubah PAUD, tempat anak-anak usia dini belajar dan bermain saja.

Kemudian pada saat melamar CPNS, oknum PPL tersebut memilih formasi Penyuluh Perikanan kerena sesaui dengan bigronnya dan dengan membuat Surat Pernyataan Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, sekalipun di daerah pelosok/terpencil. Lalu kenapa pada saat penetapan tempat tugas/mutasi muncul asumsi bahwa Keputusan tersebut tidak sesuai dengan mekanisme, prosedur atau pak Bupati kecolongan? Pada hal wajar bukan jika penyuluh perikanan ditempatkan di daerah kepulauan seperti Pulau Maya, Pelapis dan Karimata? Sebab potensi perikanan KKU adanya di daerah kepulauan. Jika demikian berarti pembukaan formasi CPNS Penyuluh Perikanan Pemda KKU 2010 tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan namun hanya keinginan Pemda (Bupati) saja untuk menebus hutang politik sebelum ia menjabat Bupati KKU. Mengapa? Karena penempatan/mutasinya sangat tidak professional dan proporsional, namun berdasarkan kepentingan politik, keluarga, kerabat atau rekanan. Bukan hanya PPL, jabatan fungsional/striktural lainnya pun bisa pindah kapan saja jika ia tidak suka/betah dengan tempat kerja barunya dengan catatan ia tim sukses, mitra politik, keluarga, teman, kerabat, family atau orang dekat bupati atau kroni bupati.

Inilah kondisi KKU yang katanya Kabupaten termiskin di Indonesia yang berhasil menyelenggarakan kesehatan dan pendidikan gratis dari SD – SMA, namun pejabatnya miskin karakter dan tidak akuntabel dalam penyelenggaraan birokrasi. Kasus di atas ialah salah satu contoh betapa carut marutnya system pemerintahan negeri ini. Jangankan mengurangi KKN yang menjadi penyakit yang membahayakan masyarakat, namun Pemda KKU malah memelihara KKN tersebut tumbuh subur di pemerintahan otonom yang baru seumur jagung ini.

Bang AdiJogok sangat terharu mendegar cerita kawan bang Adi di atas, sehingga bang Adi tertarik untuk mempublisnya di grup ini. Semoga dengan terbitnya artikel ini Pemda KKU menyadari bahwa sesungguhnya apa yang dilakukan pemda sangat tidak rasional, professional, proporsional dan procedural, namun melukai hati banyak orang.

Sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=183969565053840&set=o.101940266601132&type=1&ref=nf

RANGGE SENTAP KETAPANG: Demi PAD Omzet HaramPun Di Bantai



Pasar Rangga Sentap (Pasar Sentap) Ketapang, atau lebih dikenal Cafe Remang Sentap, saat siang telihat sangat lenggang, jauh dari aktivitas manusia. Tapi kalau malam tiba, tempat yang lenggang (sunyi) tersebut berubah menjadi hiruk-pikuk yang memekakan telinga. Wanita-wanita bugil pun layaknya dagangan laris manis dijajakan. Sebut saja lonte (kupu2 malam atau PSK bukan bahasa yang pas untuk menyebutnya). Wanita lonte di pasar/cafe Sentap ini banyak berkeliaran memenuhi pojok-pojok pasar maksiat tersebut. Mereka beraksi tanpa terusik. Sebab, legalitas tempat usaha tersebut tidak diragukan lagi, karena tempat tersebut sudah direkomendasikan Pemda Ketapang sebagai tempat yang memeng legal. Benarkan demikian?

Pendapat di atas mungkin benar, kerena untuk tempat yang satu ini tidak pernah tersentuh rajia Salpol PP/polisi/pemda setempat. Sebab, bagi Pemda Ketapang bisnis yang satu ini omzetnya sangat menjanjikan untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Ketapang. Jadi sangat wajar jika Pemda Ketapang menyediakan satu lokalisasi untuk melonte di Ketapang, selain untuk PAD, juga sebagai tempat untuk para pejabat daerah yang berhidung belang melepaskan nafsu birahinya, atau sebagai suguhan istimewa kepada tamu-tamu kehormatan dari luar yang bertandang ke Ketapang.

Inilah salah satu potret negeri yang pemimpinnya senang berlaku zalim, bangga berbuat maksiat dan pendukung kemaksiatan tersebut. Apapun dilakukan demi uang dan kepuasan nafsunya. Yang haram dihalalkan dan yang halal diharamkan. Sehingga jika ada masyarakat/ulama yang protes itu dianggap bertentangan dengan ketentuan daerah. Sungguh ironis nasib Tanah Kayong yang satu ini.

by. Ujang Tingang (edisi: 25/03/2012)

Sumber :

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=125737054217588&set=o.101940266601132&type=1&ref=nf

R.S. AGOES DJAM KETAPANG : Megah dengan Pelayanan Super Kumuh


Semua orang pasti sepakat bahwa Rumah Sakit atau yang biasa disingkat R.S. adalah rumah pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terganggu kesehatannya. Tak perduli apapun status social masyarakat tersebut yang pasti tak selamanya hidup mereka dianugrahi kesehatan, sakit pun bagian dari ujian Tuhan untuk memuliakan umatNya, menguji kesabarannya dan rasa syukur atas nikmat sehat yang dirasakan umatNya serta sakit ialah ialah sebuah renung manusia untuk mengevaluasi apa saja kebaikan yang ia lakukan dimasa sehatnya.

RS. Agoes Djam Ketapang Kalbar pun tak terlepas dari fungsinya sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat Ketapang dan sekitarnya. Namun sayang, dari dulu hingga sekarang pelayanan kesehatan di RS tersebut tidak mengalami perubahan yang berarti, bahkan masih tampak semaraut. Tanggung jawab petugas kesehatan di RS Agoes Djam tak lebih dari sekedar menghalalkan gaji yang diterima pegawainya per bulan saja, namun pelayanan terhadap pasien masih tebang pilih. Buat orang tidak mampu pelayanan kesehatannya sangat jauh dari sempurna, sebab orang miskin hanya mengandalkan Jamkesmas/jamkesda sebagai alat pembaran yang memiliki batasan dalam pelayanan & obat-obatan yang layak dikonsumsi.

Pernah bang UT meneteskan air mata pada tahun 1997 yang lalu saat bang UT melihat pasein yang menderita tumor rahim dipermainkan pihak RS Agoes Djam Ketapang. Berdasarkan diagnosis awal tumor tersebut menurut keterangan dokter bisa diopreasi di Agoes Djam, tapi karena pasien tersebut hanya mengandalkan JPS (Jaringan Pengamanan Sosial) sebagai jaminan pelayanan kesehatannya waktu itu tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal dari pihak RS. Agoes Djam. Dengan berbagai alasan agar mereka (pihak RS) tidak repot-repot melayani pasein dari kalangan masyarakat miskin & tak punya biaya tunai untuk berobat, pada hal kondisi pasien sangat kritis. Alkisah, si pasien ini kesulitan dalam bernapas. Oksigen yang dikenakan pasien telah habis, pada saat keluarga pasien menyampaikan ke perawat dan dokter yang piket, dokter tersebut bilang oksigen habis & meminta agar keluarga pasien mencari sendiri di rumah sakit bersalin (RB)Fatima waktu itu, tapi sayang persediaan di RB. Fatima pun habis. Kerana bingung, keluarga hanya pasrah saja. Melihat kondisi keluarga yang pasrah dan pasien yang semakin kritis tersebut tiba-tiba sang dokter menyuruh perawat mengabil cadangan oksigen di gudang untuk pasien tersebut. Setelah dicek keluarga pasien ternyata tabung oksigen yang berisi masih bayak tersedia di gudang.

Kemudia setelah 2 minggu lebih pasien dirawat inap di RS Agoes Djam, dokter tersebut bilang bahwa operasi tumor tersebut tidak bisa dilaksanakan di Agoes Djam tapi harus ke Bandung. Mendegar ucapan dokter tersebut keluarga korban langsung berontak/komplin ke dokter, sebab sebelumnya dokter tersebut menyatakan bahwa tumor yang diderita pasien tersebut bisa dioperasi di Agoes Djam. Alhasil, mungkin dengan terpaksa dokter tersebut menyatakan akan melaksanakan operasi tumor rahim pasien keesok harinya di Agoes Djam. Dan yang tak kalah pentingnya lagi bahwa dokter lebih mengutamakan pelayanan di rumah sakit swasta karena honornya besar sementara di rumah sakit pemerintah pelayanannya tidak maksimal sebab honornya kecil. Waktu kerja dokter di RS. Agoes Djam pd saat itu rata2 2 jam saja per hari, sementara di rumah sakit swasta berjam-jam. Masya Allah.

Di atas hanya pengalan cerita masa lalu tentang pelayanan RS. Agoes Djam Ketapang. Mari kita lihat realita hari ini, apakah pelayanan kesehatan di RS. Agoes Djam semakin meningkat? Ternyata tidak, masih jauh dari sempurna, jauh pangang dari api. Kendati rumah sakit ini telah beberapa kali di ekspos media local, nasional dan internasional tentang buruknya pelayanan kesehatannya, tapi penyelenggara rumah sakit tidak merespons secara signifikan.

Baru2 ini dalam bulan Pebruari 2012 bang UT melihat kejadian yang miris di RS. Agoes Djam Ketapang saat bang UT menyambangi RS tesebut. Bang UT kaget mendengar suara keras dari salah satu anak pasien kerana infuse yang menempel dipegelangan tangan ibunya telah kering tanpa pengawasan dari perawat rumah sakit, sehingga hanya darah yang keluar dari lengan pasien tersebut. Megapa hal tersebut bisa terjadi? Karena perawat rumah sakit asyik nonton tv, ngerumpi, tidur-tiduran di ruang jaga dll. Pada hal mereka digaji pemerintah untuk melaksanakan tugas tersebut. Tapi saat anak, keluarga atau pasien komplin mereka sok berdalih ambigu ini itu, seolah-olah tak ada yang salah dengan apapun yang meraka lakukan. Namun perlakuan ini sangat berbeda dengan pasien yang berdompet tebal. Pasien yang berdompet tebal mendapat perawatan yang intensif, dihormati dan dilayani dengan baik, dan obat-obatan buat orang miskin sangat berbeda jauh dengan orang2 kaya. Obat-oabatan paten untuk orang miskin pun kadang tidak tersedia di apotik rumah sakit sehingga keluarga pasien harus mencari di apotik di luar rumah sakit dengan merengok saku lebih dalam kerana kemiskinan. Ini adalah cara2 bisnis ala dokter dengan mengandalkan resepnya untuk mencari obat-obatan di apotik di luar ruamh sakit. dan ini pula kondisi yang kadang membuat bang UT harus menetekan air mata. Betapa tidak. Kemiskinan benar2 membuat orang menjadi hina dan dihinakan. Apakah orang miskin tak boleh sakit? Jika bisa tentu semua tidak menginginkan sakit tersebut, tapi ini adalah garis yang telah ditetapkan Tuhan seperti yang telah bang UT jelaskan di atas.

Kemegahan RS. Agoes Djam tidak berbanding lurus dengan pelayanan kesehatan yang ada di dalamnya. RS sakit tersebut seakan sepi dari pelayanan jika pasiennya masyarakat miskin/rakyat jelata dan akan ramai apabila pasiennya orang2 berdompet tebal. Belum lagi birokrasi RS yang berbelit-belit, yang membuat keluarga pasien merasa mual karena harus kejar sana kejar sini. Puluhan orang menejer RS. Agoes Djam berganti, puluhan masalah juga yang mewarnai rumah sakit pemerintah yang ada di Kabupaten Ketapang tersebut. Apakah kerana oknum petugas rumah sakit merasa bahwa rumah sakit tersebut milik pemerintah sehingga mereka semaunya bekerja tanpa mengutamakan pelayanan primanya kepada pasien?

Sadarlah wahai saudaraku, bahwa tugas yang ada dipundakmu adalah amanah yang wajib anda laksanakan dengan baik, penuh tanggung jawab, ikhlas dan bermartabat. Hakikat pasein bagimu adalah ladang pahala yang kelak akan kau petik di akhirat. Pelayanan baik, bertanggung jawab, ikhlas dan bermartabat adalah karakter mulia yang harus tertanam dalam pribadi2 seorang pelayan umat, termasuk anda sebagai pelayan kesehatan bagi hajat hidup orang banyak. Sesungguhnya tak ada yang mengingkan sakit itu datang, tetapi itu adalah ketetapan yang harus diterima manusia sebagai ujian baginya. Anda tidak ada jika tidak orang2 yang sakit di dunia ini tidak ada, justru anda lahir kerena adanya orang2 yang sakit. Dan perlu anda sadari bahwa setiap pekerjaan memiliki konsekuensi/resiko, dan anggap saja resiko pekerjaan bagian yang tak terpisahkan dari profesi apapun yang kita jalani, resiko pekerjaan adalah proses pendewasaan diri yang harus kita lalu hingga kita menutup usia. Anda tidak akan bisa menghindari resiko apapun selama anda masih memiliki aktivitas dengan akal sehat dan nafsu. Orang yang lari dari resiko pekerjaan ialah ciri2 orang yang tidak bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Hanya orang mati saja yang tidak memilki resiko kehidupan di dunia ini, baik mati hatinya maupun mati sesungguhnya. Tanggung jawab itu sama dengan usia tua, kita tidak mungkin bisa menghindarinya.

By. Ujang Tingang (edisi: 23/03/2012)

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=125068327617794&set=o.101940266601132&type=1&ref=nf

Senin, 19 Maret 2012

AKPER KETAPANG: Bisnis Berkedok Pendidikan


Siapa yang tak senang menjadi mahasiswa atau alumni Akper Pemda Ketapang. Akademi Keperawatan (Akper) Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat telah banyak mencetak generasi yang terampil di bidang kesehatan ini merupakan akper kebanggaan masyarakat Ketapang. Akper yang berdiri sejak beberapa tahun silam ini merupakan akademi milik Pemda Kabupaten Ketapang dengan jenjang akademik D-III Keperawatan. Akper yang beralamat di jalan Dr. Sutomo samping jalan Gusti Muhammad Saunan Ketapang tesebut dulunya ialah Sekolah Pendidikan Keperawatan (SPK) setara SLTA. Seiring perkebangan waktu, SPK tersebut tutup dan sekarang ditempat tersebut berubah status menjadi Akper Pemda Ketapang.

Sepintas, bagi siswa yang lulusan SLTA merasa bangga jika bisa masuk dan menjadi mahasiswa di Akper Pemda Ketapang, sebab akper merupakan sekolah yang bergengsi dan terkesan elit, sebab mahisiswa yang kuliah disana rata-rata orang berdopet tebal (katanya), kemudian lulusan akper 99 % memiliki peluag kerja, baik menjadi PNS maupun buka praktik sendiri dan lain-lain. Orang tua merasa bangga jika anaknya lulus dan dapat bekerja sebagai perawat apa lagi pegawai negeri. Namun sayang, dibalik prestasi itu menyimpan sejuta misteri yang seakan-akan sulit untuk diungkap. Bahkan banag UT sempat tercengang mendegar penuturan alumni Akper Pemda Ketapang pada saat bang UT ngobrol di salah satu warkop di pasar lama Ketapang. Alumni yang tidak mau disembutkan namanya ini menuturkan panjang lebar tentang kondisi riel Akper Pemda Ketapang, mengingat ia merupakan anak petani miskin dan berprestasi yang merasa terzalimi oleh pengelola (desen/rector/menejer) Akper. Sebut saja alumni tersebut Alex (bukan nama sebenarnya) agar memudahkan menyebutkan objek atau sumber berita.

Lebih lanjut Alex menuturkan. Untuk mewujudkan impian saya kuliah di akper tersebut, orang tua saya di kampung harus menjual kebun satu bidang, mengingat biaya masuk diakper cukup mahal, yah normal normalnya sih sekitar 20 jutaan, seperti untuk biaya uang semester, uang tabungan, uang senat, sumbangan pembangunan pendidikan, atribut (pakaian dinas 2 stel, treining, pakaian dinas PKL, almamater, sepatu, lencana/papan nama, scot, uang perpustakaan, uang laboraturium), perlengkapan asrama, biaya program pengenalan studi (PPS) dan biaya TPRS untuk mahasiswa dan lain-lain. Namun ada juga nominalnya yang lebih besar dari itu, seperti siswa yang lulusan SLTA dengan nilai pas-pasan. Untuk mendongkrak nilai yang kurang tersebut agar bisa lulus masuk akper, orang tua rela mengeluarkan biaya lebih (sopoy) agar anaknya dapat diterima di akper tersebut. Dosen/rector memasang tariff yang tidak layak kepada calon mahasiswa baru yang standar nilainya minim, sehingga tidak ada alasan tidak lulus jika orang tua bisa diel dengan biaya yang ditawarkan oleh dosen/rector akper tersebut. Jika calon mahasiswa yang mendaftar banyak/lebih dari standar penerimaan dan kebanyakan nilainya pas-pasan, maka kompetsinya harus dilakukan oleh orang tua ialah: sediakan uang yang banyak untuk bersaing antar orang tua, atau orang tua punya relasi dengan dosen/rector, atau orang tua memiliki hubugan kekeluargaan dengan salah satu dosen atau rector. Jika 3 kriteria tersebut dimiliki salah satu orang tua yang nilai anaknya pas-pasan, maka jangan khawatir anaknya pasti lulus.

Sisi lain yang menjadi misteri di kampus Akper Ketapang ialah transparasi dalam penggunaan dana pungutan dari mahasiswa. Salah satu contoh: uang untuk perlengkapan asrama, sumbangan pembangunan pendidikan yang jumlahnya sangat besar, perpustakaan, laboraturium dan lain-lain yang jumlahnya per semester sangat tinggi. Namun relalisasinya sangat jauh dari harapan. Piring, gelas dan perlengkapan lainya saja yag dananya tak seberapa kami harus bawa dari rumah masing-masing selama di asrama. Sementara kondisi asrama kami bocor jika hujan, pada hal biaya/sumbangan pembangunan pendidikan lebih dari 7 juta/mahasiswa, tapi kenapa kondisi arma dan kampus Akper Pemda Ketapang tetap seperti rumah tua dan angker? Jika dihitung dari sejak berdirinya akper hingga sekarang, untuk biaya sumbangan gedung saja di kali jumlah mahasiswa per tahun dan di kali nominal uangnya maka jumlahnya lumayan besar, tapi kemana uang tersebut? Kritis Alex.

Selain itu, mahasiswa baru menjadi bulan-bulanan oleh oknum dosen untuk kerja bakti di rumah dosen tanpa belas kasihan. Tenaga mereka (mahasiswa) benar-benar diporsir seharian di rumah oknum dosen. Layaknya pembantu mereka diperlakukan oleh oknum dosen, bahkan lebih keji dari itu. Sementara dosen tersebut tanpa ada tengang rasa terhadap mahasiswa yang belum mampu memenuhi kewajiban kuliahnya. Ancaman bagi siswa yang belum mampu memenuhi kewajiban kuliahnya per semester ialah tidak bisa mengikuti ujian, pada hal tak semua siswa tergolong orang mampu secara ekonomi. Bahkan ada orang tua mahasiswa yang menghadap dosen/rector untuk minta tempo pembayaran uang semester/asrama dll tapi dosen tidak bisa mentolerer, pada hal orang tua tersebut masih dalam usaha mencari dana untuk kebutuhan anaknya & bersungguh-sungguh akan segera melunasinya jika uang sudah tersedia, tapi dengan angkuh dosen itu menjawab, “Anak ibu/bapak tidak bisa kami ikutkan dalam ujian atau kegiatan tertentu karena belum memenuhi kewajiban kuliahnya.” Masalah kewajiban mahasiswa yang tertunda tidak dapat ditolerer, sementara memperkerjakan mahasiswa layaknya kuli untuk kepentingan pribadinya tidak ada tengang rasa/toleransi.

Adalah wajar jika alumni Akper Pemda Ketapang yang sudah lulus dan bekerja tidak memiliki kompetisi, kompetensi & disiplin ilmu keperawatan yang memadai, sebab meraka masuk di akper bukan berdasarkan standar akademik yang ditetapkan kampus tetapi berdasarkan seberapa besar dan kemampuan financial yang disuguhkan oleh orang tua kepada pihak akademik. Inilah realita kampus Akper Pemda Ketapang, dan ini sudah menjadi rahasia umum.

Melihat kondisi akut akper di atas, apakah Pemda Ketapang tidak tahu, pura-pura tidak tahu atau tidak mau tahu terhadap kondisi kampus tersebut? Sungguh ironis jika Pemda Ketapang tidak mengatahui atau tidak mau tahu tentang kondisi akper miliknya. Apakah Pemda Ketapang hanya tahu seberapa besar kontribusi akper terdahap daerah yang diperoleh dari pungutan akper tersebut? Inilah salah satu contoh bisnis oknum Pemerintah Ketapang mengatasnamakan pendidikan. Jadi wajar jika pendidikan di negeri ini tidak mengalami kemajuan secara signifikan dibanding negeri jiran Malaysia, sebab mentalitas pejabat negeri ini kebayakan telah dirusak oleh paham kapitalis/matrealis.

by. Ujang Tingang (edisi: 14/03/12)

Misi Kemanusiaan Untuk Bocah 2,5 tahun


Tanpa sadar air mataku menetes tatkala melihat anak yang bernama ICA dengan nama lengkapnya ICA MAHFIZAR MARYANTI bocah berusia 2,8 thn ini sudah 2 BULAN diberi cobaan berupa penyakit KANKER PEMBULUH DARAH , icha tak bisa lagi tersenyum seperti anak2 lain seusianya, beban ekonomi yang lemah membuat ibu MIAH ibunya ICA bingung untuk kesembuhan buah hatinya/ tak ada lagi suaminya , sungguh malang nasib ICA.

menurut ibunda gejala awal penyakitnya tersebut ada yg tumbuh di telinga seperti bisul kemudian pecah , ibunya icha sekarang hanya bisa pasrah memohon kepada Allah untuk kesembuhan anaknya dari tangan-tangan dermawan, ica pertama di bawa k klinik , lalu di bawa k rumah sakit ketapang harus di rujuk k ptk dan bersama bapak Kades Rantau panjang ICA di bawa k ptk tetapi dokter ica harus di bawa k Jakarta.semua itu sangat membutuhkan dana yang besar,,

Harapan mereka yg dekat dengan ica adalah bisa mengembalikan senyuman ica, bocah yang dulu riang kini hanya bisa menangis dan meringis menahan sakit yang di deritanya,untuk itu saya harap teman2 ikut membantu meringankan beban keluarganya mungkin tidak hanya berupa materi tetapi do'a teman2 pun sangat bermakna,, Amin ya Allah..
NAMA : ICA MAFIZAR MARYANI

UMUR : 2,8 Tahun


PENYAKIT: KANKER PEMBULUH DARAH


NAMA IBU : MIAHYATI


ALAMAT : DUSUN SEPAKAT JAYA, RANTAU PANJANG , RT/RW : 02/01 KEC. SIMPANG HILIR KAB.KAYONG UTARA.


BAGI TEMAN2 YANG INGIN BERPARTISIPASI MERINGANKAN BEBAN ICA SILAHKAN LANGSUNG KE REKENING: BRI TELOK MELANO 4812-01-005021-53-9
Atas nama MIA ( IBUNDA ICA ) DAN UNTUK INFO : HUB : 085750866716 ATAU 085387046766 (yanda)..



Info terbaru:
Kawan2 klu mau transfer buat membantu ICA langsung ke REK BRI TELOK MELANO 4812-01-005021-53-9
Atas nama MIA ( IBUNDA ICA )..
Karna ATM nya sudah Jadi, jadi lebih mudah saat penarikan nanti d jakarta, dan dana yang dari rekening AGUSLI akan di pindahkan ke rekening ibu ica.
Terima kasih kawan2...

Panjatan do'a untuk Ica Mafizar Maryani (Ica). Yesi, perwakilan Aliansi Mahasiswa Kalimantan Barat (AMKB), calon dokter dari Fakultas Kedokteran Untan Pontianak dan rekannya membesuk Ica serta memanjatkan do'a buat Ica sesuai dgn keyakinanya....

Trima kasih atas doa tman2 smua. Skrg posisi sy & Yanda masih di ptk. Ica blm bisa diterbangkan hari ini ke Jakarta krn proses medis Ica belum mendukung/memungkinkan utk Ica segera diberangkatkan ke Jakarta hari ini. Insya Allah paling lama lusa pagi Ica sudah harus berangkat ke Jakarta, jika urusan medis yg menjadi syarat mutlak besok bisa selesai.
Rencana'y jk kondisi fisik Ica fit malam ini, sekitar jam 22.00-an akan dilakukan transfusi darah & darah golongan "O" pun sudah siap atas bantuan relawan jg.
Jadi kami tetap berlu dukungan, support, masukan serta doa dari teman2 semua. terima kasih atas partisipasi anda semua.


Sumber group FB  :  http://www.facebook.com/groups/155790191207822/155791521207689/

Senin, 12 Maret 2012

Fasilitas Negara atau Fasilitas Pribadi?



Kendaraan Dinas (sepeda motor, mobil, dll) adalah sarana untuk memudahkan aparat negara untuk melaksanakan tugas kenegaraan atau untuk kepntingan pelayanan kepada masyarakat. Namun yg lazim kita lihat sehari-hari, kendaraan dinas bayak digunakan, seperti:
1. Untuk santai;
2. Untuk mejeng, jalan-jalan atau kebut-kebutan anak pejabat atau pejabat;
3. Untuk ngangkut barang datangan;
4. Untuk kepentingan lainnya yang pada intinya mereka sayang menggunakan kendaraan pribadi untuk hal2 yang beresiko rusak, pada hal kadang mreka memiliki kendaraan lebih dari 1, bahkan mobil saja punya.

Salah satu contoh ialah foto di atas. Anak dibawah umur (masih usia SD) dibiarkan orang tuanya dengan bebas memakai kendaraan dinas. Kendara dinas bernomor polisi 4687 ZH ini adalah milik pegawai Disosnakertrans Kab. Kayong Utara (KKU), istri anggota dewan KKU. Pada hal sudah ada peraturan bupati (Perbup) KKU katanya, tapi kok masih saja pejabat daerah tidak paham. Tidak paham atau bebal ya?

sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=327199307317911&set=a.319486998089142.69200.295382967166212&type=1&ref=nf

ELEGALOGGING DI PULAU PELAPIS, JALAN TERUS.......


Kegiatan Pembalakan hutan (kayu keruing) di desa/Pulau Pelapis masih jalan hingga hari ini, pada hal Polda Kalbar telah menilang kayu kaleng keruing dari aktivitas pengusaha kayu tersebut. Tapi kok aneh ya, aktivitas penebangan masih jalan??? Ada apa dibalik semua ini????
Bang UT dapat info bahwa kapal yang muat kayu keruing dari Pulau Pelapis sekarang ditangkap di Palembang. Artinya kegiatan penebangan kayu di Pelapis tersebut benar2 elegal, sebab kapal yang memuat kayu tersebut hanya memiliki ijin SKAU, sementara kayu keruing tidak masuk katagori dalam ijin SKAU.

Potret Pulau Pelapis "Kecamatan Karimata Kepulauan" KKU, pulau kecil yang potensial di KKU tetapi tercemari oleh tangan2 jahil, terutama Kayu Keruing. Kemana Pemerintah Daerah ini???? Relevankah kegiatan tersebut dengan kampanye pemerintah dengan penanaman 1 miliar pohon?????

Sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=110985052359455&set=o.101940266601132&type=1&ref=nf

AD KKU, Rampas Tanah Warga



Ironis, seharus'y Anggota Dewan (AD) mmbela kpntingan masyarakat jutrus menzalimi hak mreka. Contoh'y AD KKU ISHAK, ST, mantan ketua DPD PAN KKU ini mmiliki tanah seluas 22 Ha lebih di 1 hamparan Tersier (TR) 7 Trans Rantau Panjang Kec. Simpang Hilir KKU dari hasil rampasan tanah warga/anggota kelompok tani setempat. Coba lihat foto lokasinya!!!

Bukan'y mendegarkan keluhan warga, eh malah masa bodoh. Omongan warga masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan'y. Inilah potret pejabat negara yg serakah/tamak, membiarkan masyarakat miskin semakin miskin & ia kaya semakin kaya dgn cara yg tdk jelas. Dgn kekuatan & kesombongan'y atas gugatan warga ia minta ganti rugi lahan warga yg sudah digarap'y dgn biaya puluhan juta, krn warga miskin & bodoh mk tdk bs berbuat apa2 kecuali pasrah.....

Jika tanah anda yg dirampas AD tsb, apa yg anda lakukan???

Sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=111103662347594&set=o.101940266601132&type=1&ref=nf

Yth. Pemimpin Negeri se- Jagat Raya


Pemimpinku,
Hari ini, terasa berat dan penat hatiku terus mengiba. Terasa letih daku menunggu harapan yang tak kunjung tiba. Terasa kelu lidahku ‘tuk berkata bahwa, “Sesungguhnya engkau telah mengingkari janji-janji manismu yang kau ukir takala senja menelan bumi.” Kicauan suara nurani tak membuat nafasmu terhenti sejenak untuk berpikir. Bahkan di atas kursi empukmu tanganmu mencekik perut-perut yang kering dan dahaga.

Pemimpin negeriku,
Betapa perih hatiku saat kutemui anak-anak bangsa mengais nasi digundukan sampah. Betapa sesak nafasku saat melihat anak-anak negri ini buta dari membaca dan menulis, betapa mirisnya jiwaku ketika anak-anak pertiwi hari ini tegelam ke dalam lumpur khayalan semu. Dan sementara di kursimu engkau duduk manis dengan titahmu, dunia seakan selangkah kakimu, kemewahan, dunia bak surga bagimu, abdi-abdimu bertekuk lutut menyembahmu, semua keinginanmu cukup kau katakana “Sim salabin,” maka ia akan berubah menurut kehendakmu.

Tidakkah kau dengar tangisan ibu pertiwi? Menjerit, galau kau gadaikan. Dengan kuasamu kau peras, demi memenuhi saku-saku kepuasanmu. Tiap detik, menit hanya isak tangis yang kau torehkan. Gemamu lantang laksana katak dalam tempurung, pekikmu hanyalah isyarat bahwa kau butuh imbalan dari jalan tanpa Tuhan.

Pemimpin bangsaku,
Tinta ini adalah wakil Tuhan, dari mulut kami yang terkunci karena telingamu tuli. Kata-kata kami tak setajam pedang, namun pedang tahtamu merobek hati kami. Tinta-tinta tanganmu mengotori ketulusan kami, suara-suara kami kau kubur dalam setelah kami antar kau ke istana tahtamu.

Wahai pemimpinku,
Terasa kering rongga mulutku memanggil-manggil namamu, terasa tandus bumi tempatku berpijak, kerna kau hanya berlalu tanpa nurani, dan dengan tangan-tangan jahilmu kau kotori pertiwi tanpa rasa iba. Sadarkah kau? Murka Tuhan hanya sejengkal dari lehermu. Sadarkah kau? Sedalam apapun kebusukanmu yang kau pendam, namun baunya akan muncul kepermukaan.

Pemimpin masa depanku,
Aku berharap esok akan lahir putra-putri sang fajar. Putra-putra yang mampu melepaskan belenggu fatamorgana kekuasaan, yang mampu mengubah tangis bangsa menjadi tawa bahagia, yang mampu dan berani memenggal leher-lehermu yang haus kesenangan tanpa Tuhan, yang mampu mengembalikan marwah bangsa ini dari keterpurukan nafsu, yang mampu menkhodai kapal perubahan dalam badai kezaliman, yang mampu meninggikan dan menegakan panji-panji keadilan di bumi nusantara atas nama Tuhannya.

KORUPSI, RENTAN TERJADI DI PEMILU/PEMILUKADA
Rupanya Pemilu/Pemilukada rentan terjadi tindakan korupsi, kolusi dan nipotisme (KKN). Tak jarang untuk biaya kampanye mereka (pejabat) menggunakan APBN/APBD I atau II. Kemudian Pewarisan tahta kekuasaan kepada keluarga/familinya. Jika pejabat tersebut pengurus partai tertentu, presiden, menteri, gubernur, anggt dewan dll, mrekan akan mewariskan tahta kekuasaannya pada anak, istri atau famili lainnya. tak jarang istri/anak pejabat ikut menjabat di kepengurusan partai, ikut caleg pengurus organisasi trtentu, jadi pejabat tertentu dll. Kita telah kembali ke Orde Baru (Orba), bahkan era Reformasi lebih dahsyat & kejam dibanding era Orba. Hati mereka telah mati...



“Mana mungkin kejayaan bisa terwujud sedangkan kita terlena di tempat tidur. Sedangkan kejayaan itu dibangun dari kerja keras dan kerja cerdas, penuh keikhlasan dan optimisme, bukan berbaring dan bermimpin indah di tempat tidur.”

“Pemimpin dan Masyarakat adalah dua kaki yang saling menopang, sedangkan agama adalah cahaya petunjuk jalan mereka. Andaikan salah satu dari kaki mereka cacat, maka akan timpanglah jalan mereka. Andaikan mereka berjalan tanpa cahaya, niscaya mereka akan tercebur kejurang kehancuran.”

“Hancurnya suatu bangsa dan negara itu bukan kerena bangsa dan negara itu lemah kerena militernya, atau lemah sumber ekonominya, dan/atau lemah kerana sumber daya alam dan manusianya, tetapi hancurnya suatu bangsa dan negara itu kerena mereka menghianati dan meninggalkan Tuhannya.”
by. Ujang Tingang_Duta Anak Negeri.

Kepulauan Karimata Diresmikan



Mulai Hari Ini Kecamatan di KKU Bertambah
Sukadana –

Mulai Senin (27/9), jumlah kecamatan di Kabupaten Kayong Utara akan bertambah dari lima menjadi enam kecamatan. Pasalnya, Kecamatan Kepulauan Karimata hasil pemekaran dari Kecamatan Pulau Maya Karimata akan diresmikan.

Kabag Humas dan Protokoler Setda Pemkab Kayong Utara, Drs Joni Tarigan, menyampaikan kecamatan baru tersebut akan diresmikan langsung Bupati Kayong Utara, H Hildi Hamid, di Desa Pelapis sebagai ibukota Kecamatan Kepulauan Karimata.

Sebelumnya, Bupati Kayong Utara H Hildi Hamid, mengatakan, tidak bisa dimungkiri, suatu perubahan ke arah yang lebih baik memerlukan proses. Untuk itu, dikatakan dia, Pemkab Kayong Utara akan berupaya secepatnya menyiapkan perangkat yang diperlukan di kecamatan baru tersebut. Sehingga proses pelayanan di kecamatan bisa berjalan.

Ia menambahkan, tujuan dari pemekaran ini untuk mendekatkan pelayanan, bukan sebaliknya mempersulit warga. Tapi untuk menuju ke sana perlu proses.

"Sambil menyiapkan berbagai perangkatnya, dan pemekaran ini demi pelayanan yang ujungnya kesejahteraan warga menjadi prioritas,” terangnya.

Dengan adanya pemekaran kecamatan, kendali pelayanan akan menjadi lebih pendek, sehingga lama waktu yang dibutuhkan dalam mengurus pelayanan semakin cepat dan memperlancar pembangunan.

Selain itu, dengan semakin dinamisnya kebutuhan masyarakat, sehingga menuntut aparatur pemerintahan untuk memberikan layanan yang maksimal kepada masyarakat.

“Dengan berkembangnya suatu daerah dan bertambahnya penduduk, menuntut kita untuk memekarkan kecamatan sehingga pelayanan menjadi maksimal,” ujar Bupati.

Ia mengharapkan dengan adanya wilayah kecamatan baru, dapat membuka peluang bagi Pemkab Kayong Utara untuk menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya daerah lebih optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang juga akan berdampak langsung pada beban kerja kecamatan induk yang semakin ringan. (lud, equator, ed 26/09/11).

Liputan Bang Ujang Tingang:
Namun sayang, kecamatan baru tersebut kantornya sepi dari aktivitas. Pejabat camat yang sudah dilantik entah kemana rimbanya. Camat hanya datang ke Palapis (ibu kota) Kecamatan Karimata Kepulauan (KKP) tersebut max 2 kali dalam sebulan, itupun hanya datang memancing ikan saja, ungkap warga setempat. Di Pelapis, Bergunung masalah tapi enggan disentuh camat, bahkan camat dan pemerintahan desa setempat terkesan membiarkan masalah-masalah yang ada. Ibarat pepatah orang tua-tua, "Retak mencari belah," itulah pribahasa yang tepat untuk camat KKP, sebab ia merasa tidak betah ditempattugaskan di daerah kepulauan yang serba minim fasilitas.

Lalu, apa paedah peresmian KKP tersebut???? Sementara pelayanan terhadap publik, khusunya masayarakat KKP hanya 0,10 % saja.. Masyarakat setempat lebih merasa mudah berurusan saat masih menyatu di Kecamatan Pulau Maya Karimata (PMK) dulu. Sungguh IRONIS nasibmu KKP..............

KBR: Program Partai atau Program Pemerintah???


Penghijauan lingkungan itu penting, apa lagi lahan tidur yang tidak dioptimalkankan masyarakat tentu sangat baik jika ditanami pepohonan dll. Kebun Bibit Rakyat (KBR) adalah jawaban atas banyaknya lahan tidur, hutan gundul dan minimnya modal usaha bagi masyakat/petani untuk membudidayakan tanaman hutan perkebunan/tanaman tertentu. Dengan Peraturan Mentari Kehutanan Nomor: P.46/Menhut-II/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.24/Menhut-II/2010, pemerintah melalui Kementerian Kehutan (Kemnhut) menetapkan Pedoman Penyelenggaraan Kebun Bibit Rakyat, yang besar manfaatnya bagi masyarakat dan lingkungannya.

Namun sayang, KBR tersebut disalahartikan/diselewengkan oleh oknum kader Partai Amanat Nasional (PAN) untuk kepentingan bisnis kader dan kampaye partainya. Bayangkan saja, masyarakat/kelompok masyakat/poktan yang ingin dapat program tsb wajib menjadi pengurus/berkomitmen menjadi pengurus PAN dulu, jika tidak, jangan mimpi masyarakat/kelompok tani bisa mendapatkan program KBR tsb. Kemudian pengelola kegiatan pun dikelola oleh 2 orang saja (kader senior) PAN. Masyarakat/kolompok hanya sebagai buruh kasar saja yg upahnya sangat minim & keuangan KBR dimenej oleh 2 orang kader senior tsb bukan kelompok yg memenej uangnya atau mengelola kegiatannya secara langsung. Anehnya lagi, kegiatan tersebut mengatasnamakan kelompok yg jumlahnyaantara 20 – 25 orang, tapi yg bekerja hanya 3 orang – maksimal 5 orang saja & kebayakan orang2 yg terdaftar sebagai anggota kelompok tidak tahu menahu kalau namanya dicatut oleh oknum tsb. Artinya kelompok yg dimaksud yaitu kelompok silumat. Pelaporan kegiatan tsb pun penuh dgn rekayasa.

Penyataan di atas dikemukakan oleh wagra desa Nipah Kuning Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara (KKU) Prov. Kalbar saat bang Ujang Tingang nongkrong di warkop pasar baru Ketapang – Kalbar bersamanya, & warga tsb tidak mau disebutkan namanya & minta dirahasiakan. Warga tersebut merasa kecewa dengan pengelolaan KBR tersebut yang menurutnya sudah menyalahi prosudur & hanya kepentingan binis pengelola/kader belaka, yg mengatasnamakan partai & dikelola 2 orang saja sbg pemegang anggaran. Bukan 1 desa saja yg dipegang kader snior PAN tsb, hampir semua desa (43 desa) di KKU dibawah kendalinya. Bansos KBR tersebut masuk 1 pintu rekening saja atas nama 2 orang kader senior tsb, bukan masuk rekening kelompok2 masyarakat sbg penerima manfaat. Masyarakat setempat pun banyak yg kecewa & bertanya-tanya bagaimana mekanisme sebnarnya tentang KBR tsb. Bertanya kpd yg bersangkutan banyak alas an ini-itu, bertanya kpd Dishutbun pun mereka tidak berani berbuat apa-apa karena sudah ditekan anggota dewan.

Oknum senior PAN yg dimaksud yaitu berinisial AJP (± 56) & BR (±45), bertempat tinggal di desa Rantau Panjang Kecamatan Simpang Hilir KKU Kalbar. Sebagai kader, AJP & BR tahun 2009 pernah ikut caleg tapi gagal, sebab AJP hanya mengatongi 6 suara & BR hanya belasan suara saja, mengingat 2 kader tsb memiliki latar belakang yg tdk baik dikalangan masyarakat tempat tinggalnya, menurut warga Nipah Kuning tsb mengistilahkan 2 kader PAN tsb, baik kalau ada maunya, sudah dapat orang dibuang begitu saja, mengingat 2 orang tsb disokong oleh legislator PAN KKU satu2nya yaitu berinisial ISST (± 43). Popularitas ISST pun menurun drastis katanya, sebab banyak hal/kasus yg sangat merugikan masyarakat atau refutasinya sendiri. Dalam musda II DPD PAN KKU ISST dikalahkan rivalnya MSQ, faktor kekalahan ISST pun tdk terlepas dari penghiatan AJP & BR yg katanya kader loyali padanya namun berbalik arah mendukung MSQ kerana uang, sehingga MSQ yg terpilih memimpin DPD PAN KKU mengatikannya.

Kembali pada topik pembicaraan di atas, warga Nipah kuning tsb melanjutkan ceritanya. Lalu muncul berbagai pertanyaan, benarkan petunjuk teknis kegiatan KBR disemua desa di kabupaten tertentu dikelola oleh 2 orang saja, bukan dikelola langsung kelompok masyarakat? KBR tersebut program partai (PAN) atau program pemerintah pusat melalaui bansos? Jika program pemerintah, benarkah cara2 yg dilakukan oleh oknum kader PAN tsb sbg media kampaye partainya? Jika demikian, semua partai yg kadernya jadi menteri di kabinet SBY-Boediono pun bisa melakukan/mengaku bahwa program yg dijalakan kementeriannya adalah program partainya, bukan program pemerintah. Bahkan mungkin program kemeterian lain dari kader partai tertentu lebih banyak lagi dari kementerian kehutanan yg dipimpin kader PAN sekarang, jadi jangan naguku2lah program pemerintah dikatakan program partai & membuat syarat ngade-ngade (mengada-ada red) pd masyakat yg ingin program KBR harus jadi kader PAN dulu baru dapat, tegas warga Nipah Kuning tsb.

by. Ujang Tingang (edisi 27/02/2012).