WK-Brand Logo

Minggu, 29 Juni 2014

Kegagapan Menyambut Kurikulum 2013

wk

Tidak lama lagi tahun ajaran baru periode 2014 – 2015 akan segera di tempuh, terkait dengan Penerapan kurikulum tahun 2013 yang akan di mulai tahun ini, tentu menuntut tenaga pendidik (guru) untuk lebih profesional dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Selain menilai prestasi siswa dalam bidang akademik, guru juga diwajibkan memperhatikan siswa dari aspek kepribadian, moral, kecerdasan emosional dan lain-lain.

Kita berharap dengan penerapan kurikulum 2013 mutu tenaga pendidik menjadi lebih baik,sebab para guru akan terlibat langsung dengan siswa secara lebih mendalam, dari mulai teori dan praktek. Tentunya banyak aspek dan indikator penentu dalam proses belajar mengajar tersebut, sehungga menuntut guru lebih memahami dan berlaku profesional untuk betul betul menerapkan pendidikan karakter yang di gadang gadang selama ini.
Penerapan kurikulum 2013 menghantarkan proses penilaian guru terhadap siswa dilihat dari jiwa kreatif, inovatif, produktif dan afektif. Ketika siswa tersebut mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM). Pada dasarnya, penerapan kurikulum ini berbeda dengan pola Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP).
Perjalanan Kurikulum 2013 (K-13) meskipun diawali dengan perdebatan bahkan penolakan, pada akhirnya semua pihak, mau tidak mau harus menerima keberadaannya. Banyak pihak termasuk para guru awalnya merasa cemas atau galau akan kehadiran K-13 yang terkesan mendadak dan “dipaksakan”. Namun, dibalik kecemasan atau kegalauan para guru terselip asa dan keinginan untuk memotivasi diri menjadi pendidik yang profesional. Interes guru-guru di sekolah sasaran pengimplementasian, merasa menemukan ladang kreatifitas sebagai pendidik terutama mereka yang sudah mengikuti sosialisasi atau pelatihan K-13. Bukan hanya itu, ilmu mendidik yang dipelajari selama kuliah seolah menemukan ruang eksplorasi intelektual seorang guru dalam proses transfer pengetahuan kepada peserta didik.
Sementara itu hasil monitoring dan evaluasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui metode sensus beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa K-13 terbukti mampu meningkatkan daya nalar siswa, minat baca, semangat belajar dan mendorong siswa lebih kreatif dan inovatif. Sehingga tidak ada lagi keraguan sekolah dan guru akan keampuhan K-13 dalam menyongsong era globalisasi ini.
Namun, setahun pelaksanaan K-13 di beberapa sekolah sasaran menemui sejumlah kendala yang menjadi catatan penting menuju implementasi K-13 yang akan diterapkan secara serempak di semua jenjang sekolah di Indonesia mulai tahun ajaran 2014/2015. Catatan refleksi selama setahun sebagai dasar evaluasi untuk pemerintah melakukan langkah konstruktif demi kelancaran implementasi K-13 secara menyeluruh.
Seperti diketahui, ada sembilan mata pelajaran wajib yang dipelajari oleh siswa SMA. Selain itu, ada empat mata pelajaran pokok sesuai dengan bidang peminatannya dan dua mata pelajaran pilihan di luar bidang peminatannya. Bidang ekstrakurikuler (ekskul), siswa dapat memilih satu ekskul wajib kepramukaan dan beberapa ekskul pilihan.
Dalam catatan penulis, setahun penerapan K-13 masih banyak kegagapan sekolah (khususnya tingkat SMA) yang tampak dalam tataran aplikasi teknis di lapangan. Secara teknis, kegagapan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Pertama, kesulitan sekolah mulai tampak pada penerimaan peserta didik baru yang harus dijuruskan pada peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam, peminatan Ilmu-Ilmu Sosial atau peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya. Setelah melalui serangkaian tes akademik, wawancara, dan pengisian angket peminatan, kebanyakan siswa lebih memilih pada peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Akibatnya adalah guru-guru MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) kelebihan jam mengajar sementara guru kelompok IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kekurangan jam mengajar.
Beban guru yang melebihi dari 24 jam mengajar akan berdampak pada kurangnya kualitas layanan guru kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok. Sementara guru kelompok IPS yang kekurangan beban mengajar akan menjadi persoalan dalam syarat penerima tunjangan sertifikasi.
Kedua, pemilihan mata pelajaran (mapel) lintas minat. Masalah pelik bagi sekolah adalah ketika peserta didik tersebar pada semua mapel lintas minat. Bagi sekolah dengan ruang kelas yang minim tentu tidak dapat menampung rombongan belajar (rombel) setiap mapel lintas minat. Sekolah dalam kondisi minim ruang kelas dan kekurangan guru biasanya diantisipasi dengan cara pemilihan mapel lintas minat secara terbatas. Namun cara ini membatasi hak peserta didik untuk memilih mapel yang sesuai dengan minatnya.
Masalah lain terkait dengan peserta didik pindahan. Pilihan mapel lintas minat yang tidak sesuai dengan pilihan mapel di sekolah yang dituju dapat menimbulkan masalah psikogis bagi siswa pindahan.
Ketiga, banyak sekolah yang tidak siap memenuhi guru yang mengampu mapel Prakarya dan Kewirausahaan. Keberatan pihak sekolah dalam menyediakan guru yang sesuai dengan kompetensi menyebabkan pembelajaran mapel ini asal-asalan dan tidak mengacu pada tujuan. Padahal mapel Prakarya dan Kewirausahaandilaksanakan sebagai pendidikan formal namun mengharapkan tujuan akhir untuk menghasilkan kualitas manusia yang mempunyai keterampilan ekonomis dan wawasan penciptaan berbasis pasar.
Keempat, pelaksanaan ekskul wajib pramuka terkendala pada ketersediaan pembina pramuka. Anggota pramuka dalam jumlah besar membutuhkan pembina yang tidak sedikit. Rasio pembina pramuka dan peserta didik (1 : 32) tidak dapat dipenuhi sekolah disebabkan tidak semua guru memiliki kecakapan dalam bidang ini. Alhasil ekskul ini berjalan apa adanya.
Disamping permasalahan kurangnya kompetensi guru di dalam menerapkan metode pembelajaran dengan pendekatan sainstifik sebagai akibat guru belum mengikuti sosialisasi dan pelatihan K-13, keempat permasalahan kegagapan sekolah sasaran tidaklah dipandang sebagai persoalan sederhana. Waktu yang relatif singkat menjelang implementasi K-13 memang berpotensi munculnya berbagai kelemahan di sana-sini. Oleh karena itu, pihak sekolah sudah mulai merancang persiapan matang yang diawali dengan perekrutan peserta didik baru. Sistem penerimaan peserta didik baru harus disesuaikan dengan daya tampung sekolah dan ketersediaan guru. Tidak kalah penting adalah pemenuhan sarana dan prasarana sekolah karena turut menentukan keberhasilan implementasi K-13.
Pelatihan guru yang saat ini sedang digelar oleh pemerintah diharapkan bukan pelatihan yang sekedar menyelesaikan program kejar tayang alias cepat selesai, tetapi menjadi sebuah pelatihan yang mampu mengubah mindset guru dan sekaligus meningkatkan kompetensi guru sebagai tenaga profesional di era global ini. Selepas mengikuti pelatihan guru harus mampu mendesiminasi dan mentransfer ilmu yang sama kepada rekan sesama guru.
Akhirnya, implementasi K-13 yang dicanangkan pemerintah secara serempak di seluruh sekolah pada tahun pelajaran 2014/2015 dapat diwujudkan guna menyiapkan generasi emas tahun 2045. ( wk Tim /2 Ramadhan 1435 H).

Jumat, 27 Juni 2014

Sidang Istbat Tetapkan 1 Ramadhan 1435 H

melihat hilal

Kayong Utara – Sidang Istbat Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, Jum’at (27/6/2014), menetapkan 1 Ramadhan 1435 Hijriah, atau Ramadhan 2014 Masehi, malam ini diputuskan.

Dalam konfrensi persnya malam ini, secara resmi Pemeritah melalui Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mengumumkan Puasa Ramadhan 1435 Hijriah, jatuh pada hari Ahad (Minggu), 29 Juni 2014.

Dalam sidang istbat tersebut, hadir berbagai elemen dan Ormas Islam yang ada. Seperti Din Syamsudin (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Said Agil Siraj (Ketua Umum PBNU), Thomas Djamaludin dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan sejumlah tokoh serta Ormas penting lainnya.

“Berdasarkan laporan dari 63 titik di seluruh Indonesia, dari Sabang-Marauke, tidak satu pun saksi yang ditunjung melakukan riyatul hilal berhasil melihat hilal, ketinggian hilal tak sampai satu derajat,” ungkap Menteri Agama di kantor Kemenag, Jakarta (27/6/2014).

Kerena itu, lanjut Menag, pemerintah memutuskan mengelar istiqmal atau menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Sehingga 1 Ramadhan jatuh pada 29 Juni 2014.

Lukman mengatakan, kedepan pemerintah akan melakukan pendekatan dengan para pakar dan pihak-pihak terkait, untuk menyepakati presepsi mengenai kriteria dan definisi hilal. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir perbedaan permulaan Ramadhan saban tahunnya.

Muhammadiyah sendiri sebelumnya telah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada hari Satu, tanggal 28 Juni 2014. Metode yang mereka gunakan dalam nenentukan hilal (bulan), yaitu metode Hisab dan Astronomi. Metode ini berbeda dengan metode yang digunakan pemerintah, yaitu Rukyatul Hilal (melihat bulan).

Kita tak perlu mempertajam perbedaan tersebut. Kedua metode di atas dibenarkan. Keduanya memiliki dasar dan dalil-dalil yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi, bagi kaum Muslimin/Muslimat yang akan melaksanakan Puasa Ramadhan, tinggal menyesuaikan saja.

Andai ada keragu-raguan kita untuk memulai 1 Ramadhan, ikuti pengumuman resmi dari pemerintah. Karena jelas, Islam mengajarkan kepada kita, bahwa kita harus mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan ulama dan umara’. Semetara umara’ (pemimpin/pemerintah) telah menetapkan dan mengumumkan, bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Ahad (29/6/2014), melalui sidang istbat bersama para ulama. (Has)

Sumber: Liputan6.com, Bersama Dakwah, VIVAnews.com, RCTI

Selasa, 24 Juni 2014

PKBM Bina Marga Gelar Wisuda Paud Pertama kali Di KKU

wisuda paud  oleh PKBM bina marga simpang hilir kayong utara PNF KKU DIKNAS PNF

Warta Kayong - Simpang hilir, 24 Juni 2014 Acara Wisuda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pertama kali di laksankan di kayong utara, adapun pelopor utama dari kegiatan wisuda ini adalah PKBM mina marga, yang mana selam beberapa tahun ini eksis berperan di bidang pendidikan.
Dalam acara wisuda tersebut di hadiri oleh Bunda PAUD yakni Ibu Diah Permata Hildi, Bu Sekda Kayong utraa,, Kepala Dinas Pendidikan, Kabid PNF, H. Nazril Hijar, S. Ag. Ibu PKK dan pejabat di lingkungan PEMDA Kayong utara, serta para peserta dan tokoh masyarakat dan wali murid.
Ada enam PAUD yang ikut bergabung dalam acara wisuda tersebut yakni PAUD Tetap Terang, PAUD Melati, PAUD, Pelita Hati, PAUD Kenanga, PAUD Restu Ibu Dan PAUD Nur Ilmi. Semua PAUD tersebut ada di bawah naungan PKBM Bina Marga Kecamatan Simpang Hilir.
Dalam sambutannya sebagai ketua Panitia Ujel Damsiki, M.Ag, yang juga sebagai ketua PKBM, menyatakan bahwa kegiatan Wisuda PAUD ini di laksanakan dengan tujuan memberi kesan dan motivasi terhadap peserta didik, yanag mana dalam perkembangan di Usia dini tersebut tentu memerlukan Dorongan serta penghargaan. Dan di sampaikannya pula bahwa dalam upaya pendidikan Karakter tersebut tidak mudah, tentu tanggung jawab juga bukan hanya ada pada Guru namun juga para orang tua serta lingkungan. Maka, ia berharap agar ke depannya antara orang tua dapat lebih bersinergy untuk mensukseskan generasi emas Indonesia melalui pendidikan karakter, yang salah satunya melalui program yang ia jalankan.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan; Hilaria Yusnani, ia sangat mengapresiasi kegiatan yang di lakukan PKBM Bina Marga tersebut. ia juga menekankan bahwa pendidikan di PAUD bukan menekankan pada belajar mengenal Huruf atau berhitung, namun lebih pada Bermain dan belajar berinteraksi, dan hal hal yang mengarah pada Psikologis anak, sebab kerangka utama adalah pembentukan karakter dari semenjak usia dini. Ia juga berharap dengan kegiatan tersebut dapat menjadi kesan yang tak dapat dilupakan oleh peserta hingga akhir hayat mereka.
Bunda Paud ( Diah Permata Hildi), dalam sambutannya berpesan agar para guru harus lebih bersabar untuk menghadapi anak anak, sebab dalam pemahamannya, bahwa guru yang paling di uji kesabarannya adalah menjadi guru PAUD. Ia juga menyatakan bahwa dengan penampilan dan keluguan dari pementasan seni anak anak PAUD Binaan PKBM mina Marga ia merasa sangat puas, sebab kreativitas juga merupakan salah satu indikator penentu berkembangnya si anak, maka guru guru Kreatif dan profesionallah yang di harapkan untuk dapat betul betul menerapkan Konsep Pendidikan Karakter yang sesunggunya. ( MH/24/06/2014)

Jumat, 13 Juni 2014

KISAH NYATA : Ayah.. Kekasih Gelap..

putri cantik kayong utara

Dibawah pohon rindang terlihat panorama Pulau diseberang pantai dan gulungan ombak yang menyisakan buih, dedaunan kering berjatuhan berserakan dibibir pantai, Lia terdiam kucoba menawarkan sebotol minuman, sambil ia menenggak lalu Lia mulai membuka kisahnya.

“  entah kenapa dari kecil nasibku kurang baik, aku dilahirkan disebuah desa kecil kaki gunung sindoro, dari seorang ibu sederhana, buruh tani desa disawah-sawah orang mencari upah,  kami dilahirkan kembar, saudri lina ku  terlahir sehat, sementara aku harus dirawat dirumah sakit, orang tuaku hampir tak mampu membiayai pengobatan yg mahal, ditambah kala itu krisis moneter awal terjadi , kata ibu asuhku keadaanku sangat memprihatinkan waktu itu, terlahir dengan besar badan yang tak lebih dari kepalan tangan orang dewasa, karena ibu tiriku merasa iba dan kebetulan tidak mempunyai anak maka dia meminta untuk mengasuhku, 1 tahun berlalu keadaanku mulai membaik sehat walau memang badanku tak cepat tumbuh, ibu asuhku sangat senang melihat aku yang lucu kecil bagai boneka , lebih cantik dari Barbie katanya.

Tepatnya kelas 2 SD diusia ke 10 tahun pernikahan pak Beny Bapak asuhku dan ibu asuhku, entah apa yang terjadi aku pun kurang begitu tau waktu itu, ibu asuhku memutuskan untuk bercerai denganya. Hari demi Hari kami lalui berdua dengan Pak Beny selam 1 tahun, toko, mobil dan harta yang lain mulai habis,  ibu asuhku yang meminta bagian harta dan lain sebagainya, akhirnya pak Beny memutuskan untuk pergi bekerja diluar negeri menjadi sopir taxy.

Aku dititpkan dirumah nenek asuhku, semua kasih sayang dicurahkan, aku bahagia meski ada yang kurang, keluarga kami yang dulunya damai kini terpisah perceraian, ibu asuhku tak pernah terlihat lagi semenjak pergi dengan suami barunya, pak Beny di tanah Arab tak pernah kembali, hanya terdengar suara telpon seminggu sekali saat weekend dan cuti, bercerita berbagi dan berjanji memberikan mainan ini dan itu, dan bahkan sampai pulsa habis, telpon mati kadang aku masih bercerita sendiri sementara diujung telpon pak Beny sudah  tidak lagi mendengarnya, aku menangis merengek ingin mendengarkan cerita bapak dan melepas kerinduan, akan tetapi biaya telpon dari Indonesia ke tanah Arab sangat mahal, dengan susah payah nenek asuh membujuku membelikkan jajan untuk sejenak bisa terlupakan, setiap hari nenek menyiapkan peralatan sekolah, memandikan dan menghantarku ke sekolah, sabar menunggu di kantin depan sekolah hingga aku pulang, menyanding dan menggenggam erat tangan ku supaya tetap berjalan ditepian, setelah kelas 6 SD aku sudah tidak mau lagi di hantar dan ditunggu sampai pulang, aku kasihan pada nenek yang semakin tua , untuk berjalan saja  sudah mulai susah, aku lebih memilih pulang bersama teman-teman sebaya.

Usia nenek semakin tua sakit-sakitan pula akhirnya di usia kelas 2 SMP ku, beliau dipanggil yang kuasa, hal itu adalah hal yang tak terlupakan, lengkap sudah penderitaanku, pernikahan damai terpecah perceraian, sementara nenek satu-satunya yang ku sayang harus  pulang ke rumah Tuhan. Dan aku akhirnya sendiri, terasa sunyi dirumah tiada kawan dan teman berbagi lagi. “ air mata Lia meleleh kembali ombak pantai makin keras menghujam pesisirnya. Sejenak menengguk minuman yang ku berikan. Lia berhenti bercerita tentang masa lalunya, kemudian mengambil HP disaku celana dan menuliskan pesan untuk pak Beny. “Kapan pak Beny Pulang? Lia rindu bapak, 9 tahun sudah kita terpisah, Lia Sekarang dikalimantan mencoba merantau mencari masa depan”.

HP kembali dimasukan saku, Lia pun mengajak pulang, aku tau kenapa Lia membuat jeda dari cerita panjangnya, mungkin malas untuk bercerita lebih lanjut tentang kisah hidupnya, aku masih menunggu cerita selanjutnya karena pokok cerita yg mau ku dengar bukan yang itu. Kucoba menghibur, dan membujuk untuk cerita berikutnya, dengan malas sambil kaki tak tenang mendorong-dorong daun kering dibawah kami duduk. Pelan Lia meneruskan kata demi kata “setelah nenek tiada, aku bingung, harus bagaimana, akhirnya bapak kandungku menyarankan aku untuk pulang kerumah, awalnya aku enggan, karena dari bayi keluarga yang ku tau adalah ibu angkat, pak Beny dan nenek saja. Akan tetapi karena tidak ada pilihan yang lebih baik, aku pun mencoba untuk pulang, bertemu keluarga baru, mbak ku Ella sudah sekolah 3 SMU, senyuman dan paras rupawan yg membuatku semakin akrab bercengkrama, ditambah lagi lina, Fiza dan si Iki menghibur dan meyakinkan bahwa mereka adalah saudara-saudara kandungku yg sebenarnya. Aku pun mulai betah dirumah kecil itu, tapi sayang  Ibu kandungku pergi bekerja menjadi TKW dimalaysia beberapa bulan silam, bapak ku seorang sopir yang kadang pulang malam.

Sebuah keadaan yg begitu berbeda dengan keluarga lamaku, meliihat mbak Ella yang begitu menyayangi Iki yang kala itu baru berumur dua tahun, menggendong dan membuatkan susu, menidurkan , hingga mengerjakan semua urusan rumah tangga, aku pun menawarka diri untuk membantu tapi kadang mbak Ella tidak memperbolehkanya, “gak usah, biarlah pakaian kotor dan piring-piring itu nanti mbak yang mencucinya saja” kata mbak Ella. Tapi aku selalu berusaha membantu walau dengan fisik yang tak lebih dari anak usia kelas 4 SD. waktu berlalu tak lama kemudia mbak Ella lulus SMU, dan akhirnya Mbak Ella pergi bekerja dipabrik kayu Lapis yang tidak memungkinkan untuk Pulang tiap hari, dan tinggalah aku dan Lina yang merawat adik-adik dirumah, sementara bapak lebih sering hidup diterminal sambil menunggu penumpang atau sejenak minum-minum sampai pagi dan malam kembali.”

Lia kembali mendesah , aku mulai melontarkan pertanyaan, “Terus pak Pur ga pernah pulang, memberi nafkah misalnya?, “ Lia pun menjawab, “ Ya kadang-kadang, makanan juga sering dikasih nenekya Lina,” terus apa saja kegiatan pak Pur sebenarnya?” tanyaku cepat. “itulah mas, bapak bergaul dikalangan orang-orang jalanan, sopir-sopir terminal, kadang pulang malam pakaian lusut, rambut acak-acakan berjalan tergopoh-gopoh pengaruh minuman beralkohol.

Benci kalau aku melihat keadaan itu” kata Lia. Dari ekspresi kebencian itu aku coba menangkap, kelanjutan ceritanya, ku coba bertanya dan member opini kembali “biasanya kalau orang mabuk, berbicara, dan berbuat hal yang tidak wajar bukan ???!, “itulah yang membuat aku benci” desak ku lagi “Kenapa?”, sejenak Lia terdiam, ku ulangi lagi bertanya “kenapa Lia benci keadaan itu ?”. dia lalu menjawab, “bapak sering memukul Lina , padahal hanya kesalahan kecil saja.” Ku Tanya kembali . “apakah Lia juga pernah kena Pukul pak Pur?” “iya ..pernah “ sambil menunduk lalu memalingkan muka, kuberanikan bertanya tentang hal yang intim dengan bahasa yang pelan “apakah pak Pur pernah misalnya tidur dengan Lia, Fiza, dan Iki saat dirumah?, “ Lia pun mulai gugup menjawab “Pernah”  Lia menjawab hanya sepatah kata saja.

Dari hal itu sudah ada ttitik jelas apa yang ingin ku ketahui selangkah akan segera terjawab.  “sekarang ceritakan hubungan Lia dengan pak Pur sejujur-jujurnya tanpa ada yang dikurangi, aku siap mendengarkan dan membantu sebisa mungkin, “ya kan kamu sudah tau semua, dari pertanyaan-pertanyaan yang kamu lontarkan buatku dari semenjak kita duduk ditepi pantai ini pun aku sudah faham,” jawab Lia enggan meneruskan cerita. “tapi kalau tidak mendengar langsung, bagaimana aku bisa membantu?” jawabku sedikit memaksa, dan akhirnya Lia pun bercerita.

“semua berawal pada suatu malam, gerimis dan langit berselimut kabut, hingga tiada satu rumah tetangga pun yang Nampak, aku tidur diluar didepan ruang TV, karena memang rumah itu kecil, Cuma ada 2 kamar, kamar 1 biasa buat tidur kami, mbak Ella, Lina dan Aku, kamar yang 1 buat tidur bapak kalau pas dirumah, Adik-adik lebih memilih tidur diluar kalau ada bapak, akupun merasa kasihan melihat adik-adik tidur diluar, akhirnya aku keluar sambil membawa selimut dan tidur dengan mereka, entah setan apa yang berbisik pada diri bapak, ia pun bangun melihat keadaan diluar, dikala adik-adik tidur lelap, berselimut tebal dicuaca hujan yang dingin, bapak pun beralih keluar tepat disamping dimana aku berbaring, pertama bapak memeluku, aku fikir pelukan sayang, karena selama ini mungkin dari bayi juga tidak pernah memeluk anak kandungnya sendiri, tapi lama-lama bukan hanya memeluk, akan tetapi tanganya mulai bergerak menyelinap kedalam kaos longgar yang aku pakai, dan pelan merayap kesemua arah, aku sadar ini bukan pelukan sayang seorang bapak lagi, aku mulai mengelak, memaksa melepaskan diri, akan tetapi karena fisikku yang kecil, tak mampu melawan dekapan bapak.

” Lia pun menangis terisak –isak dipelukanku, aku coba menenangkan dan berkata kembali, “ ceritakan saja untuk mengurangi beban yg selama ini dipendam,”. Lia pun melepaskan diri dari pelukanku dan kembali bercerita “malam itu bapak menodaiku, merusaku, aku hanya bisa menangis tak bisa berbuat apa-apa , mulutku dibekap, rintihanku pun tak terdengar oleh yang lain, ditambah suara rintik hujan yang semakin lebat. Hingga hampir subuh aku dinodai entah sudah sampai berapa kali aku tidak ingat dan berusaha melupakan walau tak pernah dapat, waktu itu aku masih kecil usia kelas 2 SMP dengan fisik yang mungil, ke esokan harinya aku sakit sampai berhari-hari, tapi aku hanya diam saja, bapak juga mengintimidasi aku, katanya “kalau aku sampai bilang-bilang ke orang bapak akan membunuhku” aku pun takut, karena bapak memang kejam terhadap anak-anaknya, dan mulai hari itulah bapak sering meniduriku, aku tak bisa bilang kesiapa-siapa, HP ku disita mulai saat itu, SMS ke pak Beny harus minta izin dibawah pengawasanya, tidak ada yang tau kejadian itu kecuali kamu. “ beberapa kali aku telat menstruasi, dan bapak selalu memberikan PIL, entah jenis apa itu, dan akhirnya kembali menstruasi, aku sangat takut sebenarnya, malu juga untuk cerita. Sekian tahun kulalui, aku terbiasa menikmati dosa yang penuh luka.”

Lia pun kembali menangis, aku tak mampu lagi bertanya banyak hal. Hari mulai gelap,hanya buih-buih ombak pantai yang terlihat, aku segera mengajaknya pulang kerumah, Lia pun berkemas, motor hidup dan kami bergegas, ditengah perjalanan Lia bercerita kembali, “Aku telah menemukan syurga di tanah bertuah ini,  sebisa mungkin aku kan bertahan dan bisa menemukan hidup baru, hidup yang tanpa paksaan dan kekangan, aku bisa lepas dari neraka yang selama ini kutinggali, tolong selamatkan jiwaku,” sambil mengangguk aku pun setuju.

Beberapa hari kemudian Pak Pur menelphone Lia yang initinya Lia harus Pulang, dia telah menggila, merusak rumah orang dan dipenjarakan sementara, setelah pulang dari penjara ia kembali meneror, kalau Lia  tidak Pulang maka Fiza dan Iki yang akan jadi korbanya, aku pun menyarankan “kita lapor ke fihak berwajib saja perihal ini, kawanku juga sudah memberikan jalan untuk menemui KPAID,” akan tetapi Lia menolak dengan berbagi pertimbangan, Malu juga memikirkan nasib adik-adiknya yang masih kecil. Dan akhirnya pada suatu hari ketika aku ada sebuah pekerjaan di daerah pedalaman yang memaksaku menginap selama 4 hari, Lia pun pergi ke sebuah Bandara pusat kota dengan meninggalkan pesan singkat yang dikirimkanya, “mas, aku terpaksa pulang, dengan berbagai pertimbangan, aku tidak mau menjadi beban kalian, beban pak dhe , mak dhe yang tiap hari melihat aku sedih menangis selepas ditelphone bapak, kecuali itu aku tidak rela kalau Fiza yang mulai besar menjadi korban kekejian bapak seperti aku kala itu , biarlah bapak menikmatiku, maafkan aku “.

Aku sudah tak bisa berkata apa-apa lagi kecuali rasa kasihan dan berdo’a semoga Lia sehat dan diberikan jalan keluar yang terbaik atas jalan hidupnya yang berliku. ( RD/14 Juni 2014).

Senin, 09 Juni 2014

Serangan Pertanyaan HAM Yusuf Kalla Mental

jwwwwwwwwwwwwwwwwwww

JK menanyakan apa yang akan dilakukan oleh pasangan Prabowo dan Hatta tentang persoalan diskriminasi yang terjadi seperti disampaikan oleh Hatta, dan soal penegakan HAM kepada Prabowo.

“Saya mengerti arah pertanyaan Bapak... tidak apa-apa. Arah bapak kira-kira, saya ini pelanggar HAM. Justru, mungkin bapak tidak mengerti, saya ini prajurit. Atasan saya yang menilai. Saya pembela HAM paling keras,” kata Prabowo menanggapi pertanyaan dari JK.

Ketika diberikan melanjutkan pertanyaan, JK tetap menyoal tentang penegakan HAM. “Pak Prabowo terima kasih atas penjelasannya. Apakah penilaian atasan bapak waktu itu?”

Saat mendapatkan kesempatan menjawab, Prabowo mengatakan, “Kalau bapak ingin tahu apa jawaban atasan saya, tanya saja kepada atasan saya.”

Sebelumnya, dalam debat capres 9 Juni sesi kedua, capres Prabowo Subianto mendominasi penjelasan yang dilakukan pasangan Prabowo dan Hatta Rajasa dalam menggunakan waktu yang diberikan oleh moderator.

Sementara di kubu Joko Widodo alias Jokowi dan Jusuf Kalla (JK) justru sebaliknya. Sebagai cawapres JK justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk menjelaskan visi dan misi pasangan itu ketimbang sang capres Jokowi.

Di sesi pertama, Prabowo menghabiskan 4 menit dari 6 enam menit yang tersedia, di sesi kedua Prabowo menghabiskan empat setengah menit dari 5 menit yang tersedia. Sisanya dihabiskan oleh Hatta.

Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebaliknya. Jokowi berbicara sekitar 2 menit lebih, selebihnya dihabiskan oleh JK di sesi pertama. Di sesi kedua, Jokowi dan JK boleh dibilang berbagi sama, masing-masing menghabiskan dua setengah menit.

Selasa, 03 Juni 2014

Pengururs MWC NU Simpang Hilir Di Segarkan

Pengururs MWC  NU Simpang Hilir Di Segarkan

Simpang hilir, 25 mei 2014, acara penyegaran pengurus MWC NU Simpang Hilir,  periode 2014 –2019 di gelar. Dalam acara tersebut di hadiri puluhan anggota NU dan tokoh masyarakat juga para pengurus NU tingkat Kecamatan dan ketua PCNU kabupaten kayong Utara, H. Nazril Hijar, S. Ag.

Dalam acara di gedung serbaguna tersebut sebagai pengurus Rois Syiriah MWCNU yang lama, Ustadz Nurcholis menyatakamn bahwa, acara penyegaran tersebut rutin dilaksanakan selama lima tahun sekali, dengan harapan agar terjadi perubahan dan terobosan dan ide ide pemikiran baru. Maka ia juga berharap agar dapat mengusulkan  untuk kepengurusan tersebut di gantikan dengan yang baru, termasuk juga posisinya, sebab ia juga ingin memberikn kesempatan kepada yang lain untyuk memimpin. Ungkap Nurcholis

Acar di lanjutkan dengan pemilihan rois syuriah dan ketua Tanfidhyah dengan cara Voting, terpilih M Sahli sebagai ketua Rois Syuriah, dan Miftahul Jawad sebagai ketua Tanfidhiyah  MWC simpang hilir untuk periode 2014-2019.

Dalam sambutannya M. sahli berharap agar dapat bekerja sama sesam pengurus untuk memajukan umat melewati wadfh nahdlatul, ulama tersebut. Hal senada di ungkapkan Miftahul Jawad, ia menyatakan akan segera melakukan penyegaran pengrus dan ranting tiap Desa supaya NU secara Jamiyah dapat terkoordinir dan kegiatannya dapat berjalan dengan baik. Di ungkapkannya pula ia akan melebarkan sayapnya untuk kegiatan NU yang sudah berjalan, seperti Lailatul Ijtima` yang sudah berjalan di setiap desa secara bergulir dan kegiatan ke NUan lain yang dapat meningkatkan gaung serta keimanan umat.

Ketua PCNU Kabuapten kayong utara, H. Nazril Hijar mengungkapkan bahwa penyegaran pengurus ini di lakukan di semua kecamatan di kabupaten kayong utara secara bergantian. Ia mengharapkan dengan penyegaran pengurs di setiap kecamatan ini menjadi pemicu majunya kegiatan Umat melalui wadah NU. (wk tim)

Senin, 02 Juni 2014

SEDERHANA YANG MENIPU

jw Demo Kocak Anti Jokowi Nyapres

SEDERHANA YANG MENIPU

Benarkah ia calon presiden sederhana?
Partai-partai yang mengusungnye apakah sederhana?
Apakah partai tempatnya berada juga sebuah partai yang sederhana?
Tidak, Bukan!
Ia di pasang dan disiapkan seolah-olah ia sederhana
Padahal proses mempersiapkannya bukanlah sesuatu yang sederhana
Ia kelihatan sedehana tapi bukanlah sesuatu yang alami,
bukan sesuatu yang natural
Sistem yang mengorbitkannya adalah sistem yang tidak sedehana
dan menghabiskan banyak rupiah
Mengumpankan ‘sederhana’ untuk mereka mengangkangi NKRI
Karena mereka tahu, rakyat indonesia suka dengan kesederhanan
Jadi, jangan melihat sesuatu dari kacamata sederhana
untuk melihat sesuatu yang kelihatan sederhana

Kayong Utara, 1 Juni 2014
Oleh,
Isya Fachrudi

Sumber: https://www.facebook.com/isya.fachrudi.9?fref=nf

Goresan syair Isya Fachrudi, patut jadi renungan. Terkadang kita mudah terhipnotis dengan sesuatu yang kelihatannya bersahaja dan memikat. Kadang kita sulit pula membedakan kebenaran dan muslihat. Semua terasa indah dengan polesan kata dan pesona media. Semua itu bukan tanpa rencana. Dana pula yang jadi mesin pengeraknya.

Kepemimpinan ini bukanlah amanah individu, atau pesanan golongan. Namun amanah bangsa yang harus dipertimbangkan. Sehingga kita tidak terjebak dengan ueforia yang mengelitik indera.

Terlalu larut martabat bangsa ini terinjak. Terlalu naïf membiarkan semua itu tanpa tindakan. Ketegasan seorang pemimpin sangat dibutuhkan. Sehingga harga diri bangsa ini tak dipandang abai.

Kita butuh pemimpin yang mumpuni. Pemimpin yang tegas. Pemimpin yang mengerti dan peduli keinginan rakyatnya. Pemimpin yang bisa menyatukan NKRI dalam bingkaian Bhenika Tunggal Ika. Pemimpin yang tidak dipimpin. Pemimpin yang tidak akan membiarkan martabat bangsanya tertindas. Bukan pemimpin yang ingin bekerjasama dalam lingkaran hitam.

Semua calon pemimpin adalah baik. Adalah putra-putra terbaik bangsa ini. Tentu dari yang baik ada yang ‘terbaik’. Kecerdasan kitalah yang menentukannya. Siapapun pilihan kita, tentu itu yang terbaik menurut kita. Semoga itu terbaik pula buat bangsa.

Saatnya Indonesia bangkit. Banggkit melawan keterpurukan. Bangkit melawan kezaliman. Bangkit memerangi kebodohan. Bangkit melawan korupsi. Bangkit melawan penjajahan bangsa asing, dan penjajahan atas bangsa sendiri. Bangkit untuk Indonesia yang lebih sehat, sejahtera dan bermartabat. Sebab, sesungguhnya kita memiliki sumberdaya yang kuat. Tentu dengan mengevaluasi dan menata kembali kondisi yang ada. “Indonesia bisa, bersama Prabowo-Hatta,” demikian ungkapan Mahfud MD, mantan Ketua MK.