WK-Brand Logo

Kamis, 29 Mei 2014

Benarkah Jokowi Antek Asing ?......

jwwwwwwwwwwwwwwwwwww

Kemunculan Jokowi sendiri merupakan hasil “sandiwara politik” yang dimainkan lewat sejumlah media masa. Politik blusukan menjadi pengatrol tersendiri bagi popularitas Jokowi. Politik blusukan tersebut yang kemudian juga mampu mengantarkan Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Dicitrakan sebagai “wong ndeso” dan bersahaja, justru jokowi ternyata memiliki kedekatan jejearing dengan asing. Selain bergelut dalam dunia bisnis ekspor import, Jokowi beberapa waktu yang lalu juga diundang bersama sejumlah Duta Besar Negara-negara Asing di Rumah pengusaha Jacob Sutoyo.

Pada Senin 14 April 2014 malam, Jokowi bersama Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri dan sejumlah petinggi PDI-P mengadakan pertemuan di sebuah rumah di Jalan Sicron, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Di sana mereka bertemu dengan para dubes negara asing untuk Indonesia, antara lain Dubes Turki, Amerika Serikat, Peru, Meksiko, Norwegia, dan Inggris (www.kompas.com 16/04/2014). Pertemuan tersebut sebenarnya menunjukkan betapa merendah dirinya Calon Presiden dari PDI Perjuangan tersebut kepada Asing. Dengan pertemuan yang juga dihadiri Duta Besar AS untuk Indonesia tersebut, maka Jokowi dianggap sudah mengantongi restu dari AS untuk maju dalam Pilpres 2014.

Selain itu kedekatan Jokowi pada Asing dapat dilihat dari pada pemberian IMB bagi dibangunnya Kedutaan Besar AS baru di Jakarta. Meski menuai banyak protes, Gedung kedutaan AS baru yang merupakan kedutaan AS terbesar ketiga di dunia tersebut justru diberi izin oleh Jokowi.

Tidak hanya dekat dengan AS, Jokowi juga memiliki kedekatan dengan pebisnis asal Tiongkok. Hal ini dapat dilihat dari pengembangan Proyek Jakarta Monorail misalnya. Proyek mercusuar DKI Jakarta tersebut, pada awalnya mengalami kemacetan. Setelah Jokowi terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, proyek tersebut langsung menggandeng BUMN Tiongkok-China Communication Construction Company Ltd (CCCC) untuk membangun proyek monorail Jakarta. CCCC sendiri merupakan perusahaan BUMN Tiongkok yang juga membanung Jembatan Suramadu. CCCC berinvestasi sebesar US$ 1,5 miliar atau setara Rp. 15-16 Triliun dalam proyek Jakarta Monorail (www.finance.detik.com 03/10/2013).

Berangkat dari kondisi tersebut maka sangat aneh sebenarnya ketika Jokowi yang diusung oleh PDI Perjuangan justru menyuarakan kedaulatan Indonesia. Kita pun perlu melawan lupa, bahwa justru ketika Indonesia berada dalam kepemimpinan PDI Perjuangan melalui Megawati Soekarnoputri, proyek liberalisasi pasar dan privatisasi BUMN dilakukan secara besar-besaran. Melihat track record PDI Perjuangan tersebut, serta kedekatan Jokowi dengan pihak asing maka sulit membayangkan kemandirian Indonesia jika nantinya Jokowi terpilih menjadi Presiden RI.

Senin, 26 Mei 2014

Peta Kekuatan Prabowo & Jokowi....!

prabowo ok

Jokowi dan Prabowo, dua kekuatan dari kampiun yang berbeda. Laju kedua sosok ini berkibar kencang laksana angin badai taufan dunia. Yang satu mantan Jenderal, yang satunya mantan tukang kayu dari Solo. Masing-masing punya kekuatan, masing-masing punya senjata pemusnah massal yang mematikan dan tak tertandingi oleh siapapun saat ini.

jw Demo Kocak Anti Jokowi Nyapres jwwwwwwwwwwwwwwwwwww

Siapa yang tak kenal Jokowi, sosok yang melenting ke permukaan melesak dasyat bagaikan meteor sejak isu mobil esemka muncul ke permukaan (walaupun kita sekarang gak tau gmn nasib mobil esemka, ada yg bilang esemka mobil buatan cina/foday). Derap laju langkah kakinya pun tak tertahankan, dari Solo menuju Jakarta. Kini dari Kebon Sirih menuju Istana Negara.Sosok yang suka mlaku-mlaku merono merene alias blusukan, senyum sumringah dan punya sense of humor yang tinggi. Cara bicaranya bertaburan pleonasme, membangun klimaks dari alinea pertama ke alinea berikutnya dibalut filosofi dalam alunan kalimat per kalimat setajam belati sebagai lambang bangkitnya wong cilik dalam tarikan nafas sejanak sebelum mengambil ancang-ancang dan bergerak semakin kencang sesuai dengan kadar intelektual, pengalaman hidup dan kaidah yang diperjuangkannya dengan jujur dan tanpa pamrih. Walaupun Jokowi enggak seganteng Prabowo, ibaratnya wajah ndeso tapi dompet kota (minjem istilah Tukul Lele Arwana itu). Inilah daya pikat Jokowi yang membius hampir jutaan orang yang tersebar di seluruh pelosok negeri.

Lantas bagaimana dengan Prabowo?
Jangan ditanya lagi sosok ini. Seorang Jenderal yang paling ditakuti Australia, dan paling disegani oleh Amerika. Satu-satunya Jenderal di negeri ini yang diberi penghargaan sebagai pelatih perang terbaik dan warga negara istimewa di Yordania. Orang bilang pengalaman hidup lebih berharga dari emas dan permata, lebih bernilai dari nilai mata uang. Sepak terjang sosok seorang Prabowo telah membius alam bawah sadar jutaan rakyat di negeri ini dengan sosoknya yang menunggani Kuda, dan baju perang putih ala Soekarno dan Pablo Escobar.

Prabowo, mantan Jenderal yang pernah sukses membungkam sejumlah petinggi militer di negeri ini termasuk Jenderal LB Moerdani itu, pernah hampir baku hantam dengan Komandan Korem Timor Timur, Kolonel Inf Kiki Sjahnakrie, di kantor Pangdam IX Udayana. Prabowo, satu-satunya mantan Jenderal yang paling berani melengserkan Benny Moerdani dari empuknya kursi Panglima ABRI. Prabowo pula yang menggembleng Kopassus di Fort Benning, Amerika Serikat, sehingga menjadi pasukan yang paling solid dan paling ditakuti di dunia Internasional. Prabowo, satu-satunya mantan Jenderal yang paling ditakuti para pengusaha hitam di negeri ini. Mereka pernah merasakan kerasnya tamparan tangan Prabowo yang membekas di pipi mereka yang putih bersih itu selama berhari-hari. Kini dengan barang dagangan Prabowo melalui konsep mengangkat harkat dan martabat ekonomi kerakyatan telah membius jutaan rakyat sampai ke pelosok negeri. Bagi mereka yang sudah muak dengan ketidakpastian hankamnas di negeri ini, bagi mereka yang sudah muak dengan kondisi bangsa yang penuh rekayasa oleh kaum feodal, komprador, imperialisme dan ahli manipulasi tanpa essensi, mereka meletakan asa yang membuncah dalam dada ke pundak Prabowo. Mungkin benar bahwa bangsa yang pluralisme ini memang belum saatnya diberikan kebebasan yang sebebas-bebasnya. Kalau orang Jawa bilang dikasi hati, njalu rempelo, diberikan kebebasan dalam atmosphir demokrasi, malah tambah angkat ekor. Mungkin saja bangsa ini butuh sosok seperti Prabowo untuk menghajar para munafiqun di negeri ini. Bahkan prajurit tebaiknya, Basuki Tjahaja Purnama, telah terdidik dengan aura militernya ala Prabowo Subianto, bangsa ini enggak bisa diajak baik-baik, harus diajak berantem dulu baru bisa baik, begitu kata Ahok. .
Jika Prabowo jadi Presiden, maka Australia akan berpikir seribu kali bilamana ingin mempermalukan bangsa ini dengan aksi-aksi penyadapan. Jika Prabowo jadi Presiden, setidaknya Malaysia akan beripkir seribu kali sebelum mencaplok budaya dan pulau-pulau di negeri zamrud khatulistiwa ini. Jika Prabowo jadi Presiden, setidaknya Singapura akan berpikir seribu kali kalau mau cari perkara dengan mengungkit-ngungkit masa lalu. Jika Prabowo jadi Presiden, setidaknya para buruh yang jumawa akan berpikir seribu kali kalau demo mau blokir jalan Tol dan blokir Bandara Soetta. Jika Prabowo jadi Presiden, setidaknya para Koruptorsaurus akan berpikir seribu kali kalau mau merampok negara ini. Disinikah letak kekuatan Prabowo?

Silahkan Anda yang menilai sendiri.Sejatinya manusia yang berakal hikmat dapat mengukur kekuatan gelombang otak alam bawah sadarnya, yaitu Gamma, Beta, Alpha, Tetha, dan Delta. Yang membedakan antara keyakinan dan kenyataan hanyalah pembuktian. Semuanya kembali kepada hati nurani Anda. Kesadaran ada pada diri Anda sendiri, bukan karena latah, apalagi karena terpaksa. Hidup ini memang diberikan kebebasan merdeka, hidup ini memang diberikan kebebasan untuk berpikir dengan kesadaran yang tak terbatas dan tak akan pernah mati. Oleh karena itu wahai saudara-saudariku setanah air, berhentilah mimpi disiang bolong. Pilihlah calon pemimpin bangsa sesuai hati nurani Anda....

( Ingat kata Soekarno, kalo cari pemimpin, carilah yang dibenci/ditakuti/dicacimaki asing,karna itu yg benar. Pemimpin tersebut akan membelamu diatas kepentingan asing. Dan janganlah kamu memilih pemimpin yang dipuji2 asing, karena ia akan MEMPERDAYAmu..
Merdeka……….!

Selasa, 20 Mei 2014

Aksi Mubadzir Kelulusan Siswa/i SMA/SMK

coret oret baju ujian dan konvoi di kayong utara

Kayong Utara, Tanggal 20 Mei 2014 adalah hari pengumuman kelulusan bagi Siswa/I SMA/SMK / Sederajat. Pengumuman kelulusan ini tak pelak mengundang berbagai reaksi dan aksi yang kebanyakan di rayakan dengan berlebihan. Banyak di antara siswa/I kita mengumbar nafsunya di jalanan sambil kebut kebutan dan coret moret baju seragam mereka yang sesungguhnya masih layak di pakai, bahkan untuk di sedekahkan kepada yang tidak mampu.

Dengan alasan kenang kenangan atau suka suka dengan entengnya mereka melakukan aksi aksi mubadzir tersebut. salah siapakah ini ?. apakah tidak bisa di siasati dengan cara yang lebih baik untuk merayakan kelulusan ?.  dan siapakah sebenarnya yang harus bertanggung jawab atas semua ini ?.

coret oret baju ujian dan d  konvoi di kayong utara

Menurut Rhiyanda salah seorang tokoh pemuda yang mengepalai Komunitas Fotographer Kayong Utara, mengungkapkan bahwa aksi kelulusan boleh boleh saja di rayakan, namun bisa dengan cara lebih positif, misalnya dengan syukuran sesuai tuntunan syariat agama atau kepercayaan dan kegiatan lain yang bersifatn sosial, seperti menyedekahkan baju dan lain lainnya.

Jamhari dari Tokoh Seni Budaya kayong Utara, menyayangkan aksi Mubadzir tersebut, sebab hal itu tidak mencerminkan bagaimana budaya kta sebagai orang timur yang menjunjung tinggi moral dan etika. Ia juga sedih bahwa hal tersebut juga menunjukkan minimnya kreativitas para pemuda, sehingga mereka cenderung pada evoria dan maunya dengan hal hal instan saja.

coret oret baju ujian dan konvoi di  f fkayong utara

Irwansyah Sebagai Tim Kreatif Simpang Mandiri Production berharap kepada dinas terkait ke depan suapaya dapat menyiasati aksi coret moret dan konvoi di jalanan yang sangat mengganggu lalu lintas kendaraan umum. “Banyak hal yang bisa di sisati oleh dinas terkait, misalnya dengan menginstruksikan kepada seiap sekolah untuk memberikan pengumuman kelulusan pada sore hari, sehinga meminimalisir siswa/I untuk berkeliaran di jalanan. Atau bisa saja bekerja sama dengan pihak keamanan terkait untuk menertibkan siswa/I yang konvoi, atau upaya yang lainnya “. Tandas Irwansyah

Apapun alasan mereka, aksi corat-coret baju bukanlah budaya yang baik. Itu adalah budaya pemborosan. Akal sehat pun tak bisa menerima perilaku ini. Coba Anda hitung kerugian materi dari aksi ini. Anggap siswa SMA/SMK yang ikut UN tahun ini 1.500.000 siswa, kalau 80% dari mereka melakukan aksi ini (1.200.000 siswa) dikalikan dengan harga baju rata-rata dari mereka Rp. 15.000 (anggap demikian kan pakaian bekas) maka total harga baju yang dicorat-coret adalah Rp. 18.000.000.000 (18 Miliar!).Oh ya, ini belum termasuk harga spidol dan cat semprot. Dan kita pun baru menghitung siswa SMA/SMK, belum siswa SMP dan SD yang juga tidak ketinggalan aksi boros ini . (Wk Tim)

Senin, 12 Mei 2014

SUKSES JUARA 1 FILM TINGKAT PROVINSI KALBAR, KINI MENYONGSONG KE NASIONAL

WARTA KAYONG JUARA 1 FILM KALBAR

Simpang Hilir 12 Mei 2014, Peserta TC film yang meraih juara 1 cabang film pendek tingkat provinsi  yakni Syahrudin dan Siti apriliyanti pulang dari Pontianak. Dua peserta tersebut adalah kontingen utusan dari SMAN 1 Simpang Hilir yang mewakili Kayong Utara untuk ikut lomba pada FLS2N di Pontianak pada tanggal 27 sampai 30 april bulan lalu.

Kepala Sekolah SMAN 1 Simpang Hilir, Joni Karyanto merasa bangga dengan prestasi tersebut, ia menyatakan bahwa prestasi di bidang film tersebut di raih berkat kerja sama dengan komunitas perfilman lokal Simpang Mandiri Production yang membina secara suka rela tanpa di bayar. Selain prestasi di bidang film SMAN 1 Simpang Hilir juga mendapat juara 1 di cabang poster putri dan juara 3 di cabang poster putra. Ia juga berharap prestasi tersebut terus meningkat di tahun yang akan datang.

Di sisi terpisah kami konfirmasi dengan Miftahul Huda, pimpinan komunitas perfilman lokal kayong utara, Simpang Mandiri Production menyatakan bahwa prestasi ini menjadi sebuah kebanggaan bersama, bukan hanya saya pribadi, namun sekolah juga Kabupaten Kayong Utara dan Provinsi Kalimantan Barat. Sebab pada tanggal 1 juni nanti kami membawa nama Kal Bar bukan lagi Kayong Utara ke kancah nasional, sekalian kami mohon do`a restu dan dukungan dari masyarakat Kayong Utara dan Kalbar secara keseluruhan untuk membawa harum nama kalbar.

Miftahul huda juga mengungkapkan terima kasih kepada semua rekan rekan seperjuangan yang tergabung dalam komunitas Simpang Mandiri Production dan komunitas lain yang se visi dan misi di Kayong Utara yang tidak dapat ia sebutkan satu persatu. Begitu banyak pengorbanan dan pengabdian yang kawan kawan lakukan, walaupun tidak ada nilai profit namun kawan kawan sangat bersemangat membimbing anak anak sanggar untuk berkreatvitas.

Syahrudin dan Siti Apriliyanti sebagai peserta juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan keluarga besar SMAN 1 Simpang Hilir karena telah mendorong mereka dapat mengikuti lomba tingkat provinsi. Siti apriliyanti mengungkapkan bahwa dalam meraih juara 1 tersebut begitu banyak perjuangan yang di lalui dan semua tak lepas dari bimbingan komunitas Simpang Mandiri Production. Ia berharap ini menjadi sebuah contoh dan penyemangat bagi teman teman yang lain untuk dapat mengembangkan bakat masing masing di bidang apapun.

Syahrudin juga mengungkapkan bahwa selama 6 tahun ia bersama Simpang Mandiri Production dengan mengikuti berbagai kegiatan yang di dalamnya di lalui banyak suka dan duka ternyata tidak sia – sia, ia mengaku baru kali ini ke pontianak apalagi ke Semerang. Ia tidak menyangka jika dalam festival tersebut meraih juara 1. “Namun saya yakin bang Huda sering bilang bahwa pengorbanan akan berbanding lurus dengan apa yang kita dapatkan, mungkin inilah  hasil dari kesungguhan kami selama ini, dan saya berjanji akan membantu untuk terus mengembangkan perfilaman lokal dan terus berkarya tanpa embel embel apapun”. Ungkap syahrudin bersemangat. (WK tIM,)

 

TNGP Di Kepung Lahan Sawit, Benarkah ?..

panorama indah dari bukit di pulau kumbang  by irwansyah SiMPANG MANDIRI PRODUCTION_resize

Sangat Di sayangkan di balik gagah dan indahnya Gunung palung ternyata menyimpan derita dan duka untuk masa depan. Sebab paku bumi yang bernama Gunung Palung tersebut saat ini terancam dengan di bukanya hutan untuk dan atas nama kesjeahteraan demi rakyat, namun di sisi lain tidak mempertimbangkan bagaimana keseimbangan alam.

Sungguh Miris dan ironis, dari hasil penelusuran  Tim Warta Kayong (WK Team ) ada fakta mencengangkan yang terjadi di areal TNGP (Taman Nasional Gunung Palung), yakni :

  1. Ternyata areal TNGP yang sangat luas tersebut sebagianbesar sudah di kepung dengan areal kebun kelapa sawit.

  2. Masyarakat yang berada di kaki bukit sekitar TNGP kini galau sebab tanah mereka dari turun temurun nenek moyang mereka kini di Klaim sebagai areal TNG, Anehnya Hutan yang sudah jelas terbantaikan oleh Perusahaan yang mengatas namakan kesejahteraan bebas membabat Hutan di gantikan dengan Hutan baru.


Baiklah kita kupas catatan point pertama saja, kita menyoal tentang Areal TNGP yang di kepung kebun sawit. Benar atau tidak hal tersebut, ini adalah fakta, coba kita lihat bersama gambar dari google MAP di bawah ini.

di kepung sawit  peta gogle warta kayong

Perhatikan dengan baik gambar dengan petak petak seperti sawah di atas, petak petak itu adalah kebun kelapa sawit, sungguh ironis gunung palung yang gagah dengan berjuta keindahan dan kekayaannya di kepung dengan areal sawit yang tentunya mengancam keberlangsungan hidup satwa serta keseimbangan alam untuk ke depannya.

Populasi Manusia kian hari kian menjadi, bumi ini menjadi terasa sempit, namun tentunya manusia juga harus dapat hidup ramah dengan alam, exploitasi berlebihan terhadap alam akan menyumbang bencana untuk masa depan, apakah kita akan merasi bencana untuk anak cucu kita?. Tentu saja kita takkan mau itu terjadi, maka dari itu mari kita hidup dengan bijaksana, jangan turuti hawa nafsu, kita masih bisa hidup dengan menghargai alam.

Cobalah kita lihat sekali lagi dengan peta yang lebih detil dari pandangan yang lebih jauh dengan areal Hutan Taman Nasional Gunung palung kita, cukup miris areal TNGP kita di kelilingi oleh Lahan sawit, dan tentu dari industri lahan sawit ini juga menimbulkan effek lain yang mengancam. Mari kita lihat lagi dengan seksama gambar di bawah ini :

di kepung sawit  peta gogle warta kayong smp

Perhatikan sekali lagi dengan baik petak petak petak di atas itu, akankah petak sawit tersebut berhenti?. Yah semoga saja tidak ada lagi expansi atas nama kesejahteraan, sebab areal TNGP semakin terdesak seperti di gambar tersebut, semoga saja para pemegang kebijakan benar benar bijak menjalankan kebijakan, dan para legislator kita matanya terbuka lebar dengan fakta bahaya masa depan ini.

Semoga saja mereka mereka tidak silau dengan yang menyilaukan, dan TNGP atau apalah namanya organisasi alam bukana hanya sekedar formalitas. Harapan utuh kita para wakil kita benar benar bisa bersuara mewakili kita demi kepentingan masa depan, semoga saja mereka tidak mempan dengan iming iming atau malah mereka yang menjadikan bahan bergaining ?. kita lihat saja nanti semoga semua akan baik baik saja.  Amieen . (Wk Team )

Lahan Sawit Di Buka, Para Nelayan Menderita

mancing di simpang keramat by miftahul huda SiMPANG MANDIRI PRODUCTION_resize

Simpang Hilir, para Nelayan di sekitar areal yang di buka perkebunan kelapa sawit menderita, pasalnya setelah di buka lahan sawit oleh perusahaan kini pendapatan mereka berkurang.

Sebab awal kerusakan habitat ikan di akibatkan karena Hutan yang di alih funsgikan menjadi lahan sawit ini terkontaminasi dengan bahan kimia dari pupuk yang di tebar. akibatnya banyak Ikan yang mencari tempat baru dan tidak jarang ikan banyak yang mati, bahkan predator ikut terusik juga dari sarangnya dan juga habitat lain di darat yang terancam kelangsungan hidupnya.

1 mancing di pulau kumbang teluk  pandan by miftahul huda SiMPANG MANDIRI PRODUCTION_resize

Rido adalah salah seorang warga simpang hilir yang hoby memancing bersama teman temannya, menuturkan bahwa dahulu di sungai lubuk batu sebelum di buka lahan sawit sangat mudah untuk mendapatkan berbagai jenis ikan. Namun sekarang satu harian kita memancing saja belum tentu dapat Ikan, paleng ade tu ye ikan ikan keciklah”. Ungkap Rido bercerita.

Di tempat terpisah seorang warga Pulau kumbang Wahab 47 tahun yang menkuni usaha penangkapan Ikan selama berpuluh puluh tahun juga mengeluh dengan di bukanya lahan sawit baru yang berada di Sungai paduan. Saat ini penghasilannya sudah jauh banyak berkurang di sebabkan karena aliran air dari sungai paduan yang kemungkinan bercampur limbah pupuk dari lahan sawit yang mencemari hingga ke laut pulau kumbang.

mancing di pulau kumbang teluk  pandan by miftahul huda SiMPANG MANDIRI PRODUCTION_resize

Ia bertutur bahwa Ikan yang dulu mudah di dapatkan, kini tidak lagi sebab sudah banyak berpindah tempat karena tersemar, ia tidak tau pasti, namun dengan adanya lahan sawit inilah ia merasa sulit mendapatkan Ikan dalam jumlah banyak. Ia juga menuturkan bahwa suatu saat pernah mendaptkan banyak ikan kakap dan ikan ikan lain mabuk di areal laut pulau kumbang. Hal ini jelas di indikasikan ikan ikan tersebut karena keracunan.

Sangat di sayangkan syurga alam di kayong utara yang kaya akan potensi alam ini rusak karena keserakahan nafsu manusia yang selalu menuruti ketidak puasan, peran pemerintah dalam hal ini sebagai regulasi sangat di harapkan untuk mengntrol dan menjadi penyeimbang demi kelangsungan hidup manusia dan alam supaya selaras, sebab manusia hidup bersumber dari Alam, dan alam akan memberikan imbalan dengan kenyamanan hidup apabila kita menjaganya. (wk tim)

Wisata Budaya Petilasan Gusti Panji Perlu Perhatian

makam gusti panji by m ridlo SiMPANG MANDIRI PRODUCTION_resize

Simpang Hilir, Petilasan Makam Gusti panji dari Kerajaan Simpang Matan yang terletak di desa lubuk batu tepat di Sungai matan atau di sebut dengan simpang keramat adalah salah satu warisan cagar budaya yang menjadi saksi bisu sejarah masa lalu dari kerajaan Tertua di kalimantan barat yakni kerajaan Simpang Matan.

Petilasan makam Gusti panji tersebut dapat kita akses melalui jalan Air maupun darat. Melalui akses jalan air mata kita akan di manjakan dengan pemandangan alam sungai yang indah dengan suasana hutan yang masih alami. namun jika kita meluli jalan darat akan terlihat jauh berbeda, sebab kita hanya akan melihat hamparan kebun kelapa sawit yang sudah merubah hutan alami menjadi lahan sawit demi kepentingan nafsu manusia yang selalu saja kurang.

makam warta kayong simpang mandiri

Makam Gusti panji tersebut tepat terletak di tepi sungai yang mana di depannya juga terdapat Meriam Bujang koreng yang mana meriam tersebut konon berpasangan, namun saat ini hanya tinggal satu saja.

Menurut Derahman 43 Tahun, salah seorang warga lubuk batu yang biasa merawat makam tersebut menceritekan bahwa di sekitar makam tersebut sebenarnya menyimpan misteri, yang mana hanya orang orang tertentu saja yang dapat melihatnya. Masihmenurut penuturannya, bahwa di sekitar makam tersebut terdapat tiang masjid yang keberadaanya masih Ghaib. Di belakang makam tersebut ia pernah melihat visual kerajaan masa lalu. Dan sering pula ia mendengar suara suara percakapan di malam hari ketika ia berada di sekitar makam saat ia memancing.

makam gusti panji gunung by m ridlo SiMPANG MANDIRI PRODUCTION warta kayong _resize

Menurut Zakaria 23 Tahun, para Peziarah sering datang ke tempat tersebut dengan tujuan bermacam macam, namun kebanyakan dari mereka biasanya adalah membayar Niat dari Nadzarnya yang terkabul. Menurutnya selain makam yang ada di kompleks tersebut juga ada makam lain yang berada di seberang sungai dan itu menurutnya juga masih berhubungan dengan makam yang ada di kompleks Gusti panji.

Musbandi adalah salah sorang warga simpang hilir yang pernah melakukan Ziarah bersama sama dengan rombongannya di makam tersebut, ia mengaku saat itu membayar niat dari Istrinya yang sebelumnya sakit namun tak kunjung sembuh dan suatu saat ia bernadzar jika istrinya dalam perobatan di karuniai ksembuhan maka ia akan mebayar niat dengan berziarah ke makam tersebut. Niat saya hanya berziarah biasa sambil mengenalkan sejarah kepada sanak saudara saya tentang asal usul kita”. Ungkap Musbandi menerangkan.

Sungguh di sayangkan saat ini petilasan gusti panji kondisinya kurang terawat, belum lagi lahan sawit yang sudah menghimpit dan mengepungnya, sehingga di khawatirkan cagar budaya tersebut nantinya akan ikut rusak pula.

 

Senin, 05 Mei 2014

Air Mata Pekerja Batu Pantai

pekerja batu pantai p datok

            Keindahan alam Pantai Pulau datok cukup luar biasa, namanya cukup di kenal hingga menjelajahi belahan dunia luar. Namun siapa sangka di balik keindahannya yang menawan, Pantai Pulau datok menyimpan berbagai Permasalahan. Salah satunya adalah para pekerja batu pantai yang sesungguhnya tidak boleh melakukan kegiatan tambang batu di pantai pulau datok yang notabene adalah kawasan Hutan Lindung juga sebagai tempat wisata.


            Tumpukan batu pantai yang menggunung menjadi saksi bisu dan bukti akan dua sisi kepentingan yang saling tarik menarik. Antara Sesuap nasi dan Aturan, jika aturan di tegakkan maka akan timbul permasalahan mengenai sesuap nasi tadi. Akan sangat sulit di bedakan mana yang perlu dan mana yang tidak. tapi dua duanya sama sama perlu dan sama sama penting.


            Di sisi lain ada sebuah ironi yang tersamarkan, yakni perkara mengalirnya uang ke pihak pihak tertentu hanya dengan modal kenal dengan Pejabat tertentu lalu kemudian orang melayu kayong menyebutnya “nyaman ngomong”. Biasanya kedok mereka adalah aspirasi peningkatan kapasitas dan pelayanan khususnya di bidang pariwisata, lalu dimanakah mereka bermain ?. di sinyalir permainan mereka sangat rapi. Menurut Nara sumber berinisial SH, permainan mereka lebih cenderung mengusulkan proyek non fisik yang di kenal dengan istilah Proyek Detail Engineering Design (DED). Untuk detil paket lelang DED tersebut datanya dapat di lihat di LPSE kayong utara On line.


            Di website resmi LPSE kayong utara tersebut Tahun 2013 saja ada 4 paket proyek DED bernilai ratusan juta rupiah. Dengan kedok proyek DED, mereka bekerja menggunakan jasa konsultan, mereka mudah bermain dengan proyek ini, karena proyek ini bisa dikerjakan hanya di atas meja dengan data yang serampangan. Bahkan menurut nara sumber berinisial SH, Proyek DED ini nilai keuntungannya lebih besar dari pada proyek fisik, maka tak salah lagi jika para Anggota Dewan kompak bersuara untuk ketok palu proyek DED ini, sebab di mungkinkan mereka juga ikut bermain di dalamnya.


            Sungguh ironis, dua perbedaan yang Tajam, antara pekerja batu Pantai dan kelompok Preman berdasi. Preman berdasi lebih berbahaya efeknya untuk merusak, bukan hanya bisa merusak alam, namun juga merusak moral manusia dan menambah kerusakan di mana mana.


            Para pekerja batu di pantai pulau datok rata rata adalah orang miskin yang hidupnya jauh dari kelayakan, mereka miskin, mereka terbelakang dan banyak dari mereka yang tidak berpendidikan, bahkan hingga kayong utara merdeka menjadi kabupatenpun masih ada di antara mereka yang anaknya putus sekolah, padahal kayong utara telah menggratiskan pendidikan. Sungguh ironis bukan.


            Menurut pengakuan salah seorang warga pekerja batu pantai bernama Hamid, ia menuturkan bahwa tidak ada lagi pekerjaan lain yang bisa ia lakukan selain dari menitik batu, sebab menitik batu lebih menghasilkan ketimbang ia menjadi buruh di pasar, yang terkadang tenaganya banyak nganggur.


          Begitu juga Miah, seorang ibu paruh baya yang bekerja menjadi pemecah batu dari mulai harga batu Rp 2000, per Kubik. Miah mengaku pasrah jka nantinya ia di larang mencari batu di kawasan pantai pulau datok. “tapi pemerintah tege ke liat kamek tak makan, bagos gak kamek kerje nitek batu dari pade kamek korupsi”. Demikianlah kalimat sakti yang di keluarkan bu miah dengan logat melayu kayongnya yang kental.


            “Dilihat secara nyata ini adalah kegiatan yang merusak lingkungan, kami selaku pihak Desa tidak dapat berbuat banyak dengan mereka. Karena terus terang kami harus bisa memberikan solusi bagaimana jika mata pencaharian mereka dari menitik batu ini kami larang”. Ungkap Jemawi kepala Desa Sutera kecamatan sukadana. Jemawi juga pernah mengusulkan kepada pemerintah agar warga sekitar pantai yang di bawah garis kemiskinan agar di data dan di buatkan Transmigrasi Lokal, namun hingga saat ini usulannya belum di respon.


            Kepala dinas Energi Sumber Daya Dan Mineral (ESDM ) Kabupaten Kayong Utara, Abdul Halim, menyatakan bahwa menurut aturan, para penambang batu di pantai pulau datok adalah ilegal, hingga sampai saat ini pihak ESDM sendiri tidak pernah memberikan surat izin, baik kepada warga maupun kepada kelompok pengusaha.


            Pihak dinas pariwisata, agak enggan ketika kami konfirmasi tentang keberadaan tambang batu di pantai pulau datok. Di sampaikan lewat kabid pariwisata Ari Hartian, jikakalau kawasan pantai pulau datok di tata dengan gaya natural apa adanya itu lebih baik, namun ia enggan berkomentar jauh tentang keberadaan tambang batu tersebut.


            Semua sepakat bahwa dampak lingkungan dari aktivitas tambang batu liar di pantai pulau datok dan sekitarnya sangat berbahaya untuk keberlangsungan masa depan. Apa yang terjadi jika Batu tepi pantai pulau datok nantinya habis ?. tentu tidak bisa menahan gelombang atau menahan abrasi.


            Batu di tepian pantai memegang peranan cukup penting dalam untuk kelangsungan pantai itu sendiri, menjadi pagar alami, itu sudah pasti, menjadi benteng dari hantaman gelombang.


            Hasanan seorang aktivis sosial dan seorang Citizen jurnalis mengungkapkan bahwa, dalam hal ini pemerintah harus betul betul betul adil dan bijak dalam menentukan kebijakan. Jangan sampai masyarakat kecil yang hanya berniat mencari sesuap nasi menjadi korban kebijakan yang di balut dengan aturan aturan yang membuat kebanyakan kalangan masyarakat justru menjadi korban, sementara ketika perusahaan perusahaan besar melakukan perampokan alam dengan kedok mensejahterakan masyarakat melewati usaha tambang bouksit, emas, Sawit dan lain lain di izinkan.


            Sebut saja perusahaan sawit  J*, in salah satu perusahaan sawit besar di kayong utara. Apa yang ia sumbangkan tiap tahun untuk masyarakat?. Banjir, Pencemaran Limbah Pabrik, Musnahnya beberapa Habitat, itu yang pasti. Lalu apa yang di nikmati masyarakat?. Paling paling hanya gaji kuli di bawah standard dan sedikit uang lembur yang hanya cukup untuk membeli daging dan kue lebaran. Sungguh tak sebanding antara manfaat dan mudharatnya.


            Perlakuan adil dan bijaksana sangat di tunggu tunggu masyarakat, mereka adalah aset, hanya mereka adalah golongan orang orang lemah yang tidak mampu. Jangankan berfikir masalah Pelestarian alam dan tetek bengek, untuk pendidikan yang di jamin pendidikan gratsi saja mereka tidak begitu peduli, sebab mereka Lapar, sebeb ekonomi mereka tidak mapan, mereka tidak mampu untuk berfikir apalgi cerdas sebab mereka lapar.


            Belum lagi ancaman penggusuran karena pelarangan yang menghantui mereka setiap saat. Terkadang malam hari mata mereka sulit untuk di pejamkan.bahkan ketika di pejamkan pun mereka akan bermimpi buruk tentang lokasi tambang mereka yang sewaktu waktu alkan di gusur. Hari hari mereka menangis bathin, air mata mereka sudah kering di sapu angin pantai yang terus semilir menemani para pekerja batu Pantai dari pagi hingga menjelang sore hari. ( wk tim)

Warga Blokir Lahan Sawit, Menuntut Ganti Rugi Lahan

IMG_0036

             Simpang hilir 1 Bulan lalu, warga masyarakat mengadakan aksi blokir jalan di lahan sawit PT Jalin Vaneo, yang berlokasi di Sungai plaik di Sungai Terong Desa Batu Barat kecamatan simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara.

Aksi ini dilakukan karena warga dijanjikan ganti rugi lahan dari pihak perusahaan, namun hingga saat ini mereka tidak menerima ganti rugi sepeserpun.

Hingga akhirnya berdasarkan hasil kesepakatan warga pemilik lahan yang belum di ganti rugi, akhirnya mereka melakukan aksi penutupan jalan untuk sementara hingga akhirnya pihak perusahaan mengabulkan tuntutan mereka.

Aksi penutupan jalan berlangsung lancar tanpa halangan dari pihak keamananan perusahaan yang sebelumnya sudah di konfirmasi dengan adanya aksi tersebut.

Menurut pengakuan Darmadi (24 Tahun), salah seorang warga yang memiliki lahan menyatakan bahwa, warga pernah mendatangi perusahaan dan menagih janji ganti rugi, namun tidak di tanggapi. Masih menurut Darmadi, ia menyatakan bahwa pemagaran ini di lakukan agar pihak perusahaan memperhatikan tuntutan masyarakat yang memang sudah hak mereka.

Mnurut El halim ( 29 Tahun), mengungkapkan bahwa jika nanti pihak perusahaan mengajak untuk melakukan pertemua, ia berharap agar hasilnya dapat memuaskan warga pemilik lahan yang saat ini masih belum di bayar perusahaan. Diharapkannya juga Untuk pihak terkait, agar dapat membantu menyelesaikan permasalahan ini dengan serius, sebab sejak berdirinya perusahaan sampai saat ini masalah lahan sawit ini tidak kunjung selesai, jadi dengan siapa lagi kami mengadu dan meminta keadilan”. Ungkap El halim.

Menurut Yulisman, anggota DPRD Kabupaten Kayong Utara, ia merasa bahwa prinsip kesejahteraan dan hak warga masyarakat masih belum di perhatikan secara maksimal oleh pihak perusahaan sawit. Ia merasa sedih melihat fenomena yang ada, pihak perusahaan seakan akan, hanya memanfaatkan kekayaan alam namun tidak memberikan hak yang seimbang kepada warga masyarakat secara luas yang berada di wilayah Kabupaten Kayong Utara.

Di tambahkannya lagi, sesuai dengan prinsip awal dari perusahaan yang akan masuk membuat lahan sawit, mereka akan mensejahterakan dan memperhatikan masyarakat. Jia memang hal tersebut sudah merupakan komitmen, tentu harus di lakukan oleh pihak perusahaan tanpa menunda nunda lagi memberikan haknya untuk masyarakat.” Ungkap Yulisman.

Harapan terakhirnya menyatakan bahwa funsgi dari CSR dari perusahaan juga harus betul betul di maksimalkan, sebab itu semua sudah di atur oleh pmerintah tentang bagaimana pemenuhan hak dan kewajiban perusahaan terhadap masyarakat sekitar. (wk tim )

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumat, 02 Mei 2014

Misteri Hantu Jalan Medan Jaya Mata Mata

nara sumber misteri hantu medan jaya

Khususnya masyarakat kecamatan simpang hilir mungkin hampir semua tahu dengan desa medan jaya. Tetapi tidak semua orang tahu kalau di daerah jalan medan jaya pada beberapa tahun yang lalu sering ada penampakan makhluk  halus penunggu daerah sekitar jalan tersebut. menurut keterangan  nara sumber warga setempat yang kami temui yaitu bapak Dulah (60) th, disepanjang jalan sepanjang sekitar 300m dulu sering ada terjadi penampakan- penampakan.

Banyak warga atau pun pengguna jalan yang melalui jalan tersebut khususnya saat malam hari yang di ganggu oleh makhluk halus penunggu jalan, makhluk halus itu dulu diperkirakan tinggal dirumah kosong yang sudah lama tak berpenghuni disekitar jalan tersebut, ada beberapa macam wujud makhluk halus yang sering nengganggu, ada yang berwujud makhluk besar hitam dengan mata merah besar. anak kecil dan ayam hitam, dan juga sejenis kuntilanak.

mata mata medan jaya hantu

Seperti yang diceritakan oleh bapak Dulah sendiri,pada saat beliau akan memasang pukat, Ia melintasi depan rumah tersebut, ia pun melihat makhluk hitam besar dengan mata merah menyala, dan juga penuturan seorang warga sekitar, sebut saja namanya mul, ia pun pernah bertemu dengan makluk yang sama, dan yang sering meneror warga pada beberapa tahun yang lampau yaitu makhluk halus yang berwujud ayam hitam, ia sering meneror warga dengan berkokok di atas atap rumah warga pada saat malam hari, yang lebih menyeramkan lagi.

Kejadian yang di alami warga setempat, sebut saja namanya Adi, (nama samaran red). ia pernah masuk kerumah kosong tersebut dengan lima kawannya, ia pun mengambil barang bekas yang sudah tak di pakai lagi dan dibawanya pulang kerumah, yang akhirnya memebuat ia di ganggu oleh makluk penunggu rumah kosong itu, awalnya ia merasa ada yang memanggil atau yang mengajak ke alam antah brantah, setelah kejadian itu ia sering dimasuki jin, bahkan hampir bisa dipastikan tiap malam selasa dan malam jumat tubuh adi di masuki oleh makhluk halus tersebut.

Dalam sekitar waktu kurang lebih 2 bulan adi sering di ganggu makhluk halus, banyak orang pintar yang dipanggil untuk menyembuhkan adi, namun upaya tersebut selalu tak membawa hasil, dan dari pandangan indra keenam orang- orang pintar, ada sejumlah 33 jin yang mengganggu atau yang sering masuk ke tubuh adi, hingga akhirnya di panggilkan seorang Habib untuk mengobati adi. ( WK Misbah )

Kamis, 01 Mei 2014

Politik Uang, Siapa yang Salah?

nyucok


Oleh: Hasanan


Perhelatan demokrasi 9 April 2014 telah usai. Kedati Komosi Pemilihan Umum (KPU) belum rapat pleno menetapkan kemenangan bagi Partai Politik atau Calon Legislatif (Caleg), namun kemengan tersebut telah terkuak dari hasil hitungan cepat (quick count) para relawan politik. Caleg yang telah meraih kemengan, menebar senyum penuh kegembiraan, menyambut euphoria kemenangannya dengan dada terbuka. Caleg yang tidak lolos perhitungan kursi legislatif, hanya bisa meratap dan tersenyum kecut, atau bahkan harus berurusan dengan psikiater dan rumah sakit jiwa.


Setiap pertandingan tentu akan melahirkan pemenang, dan pasti ada yang menyandang predikat kalah. Inilah dunia politik, dunia demokrasi. Apapun hasilnya, itulah kenyataan yang harus kita terima. Kita tak perlu bicara kecurangan. Siapapun pemenangnya, “Mereka adalah putra-putri terbaik bangsa”. Itulah kalimat pamungkas yang disematkan orang-orang yang memperoleh keuntungan. Kebenaran akan kalah ketika sedikit pengikutnya. Kezaliman akan menang ketika banyak pengikutnya. Sebab kita sedang berada di dunia yang bernama “Demokrasi”.


Bukan saatnya kita bicara etika dan pendidikan politik. Bukan jamannya kita bicara halal-haram politik uang. Bukan dunianya kita harus mematuhi aturan. Fatwa haram politik uang pun sudah diplesetkan. Saat ini, sulit kita temui ulama yang berani berperang melawan politik uang, yang ada malah sebaliknya. Maka pantaslah masayarakat hari ini kehilangan panutan.


Lebih miris lagi. Mereka yang berstatus sebagai Tokoh Agama, Ustadz atau Kiyai tak segan-segan mengucapkan kalimat yang tak pantas demi pembenaran politik uang. Kalimat-kalimat kotor pun lepas tanpa rasa malu demi uang. Fatwa mereka, “Jangan terjun ke politik jika tak punya uang.” Suatu kalimat pembenaran yang telah dipopularkan.


Bagi sebagian politisi, Pemilu dipandang momen untuk bermanifestasi memperoleh kekuasaan. Bagi sebagian masyarakat pun, Pemilu hanya dipandang suatu kesempatan untuk meraup keuntungan. Mestipun itu hanya sesaat. Sebab bagi masyarakat, di musim pemilulah mereka bisa mencicipi uang wakil mereka. Selepas itu mereka (politisi) pergi dengan mengubur janji.


Kita tidak menampik bahwa mesin politik itu perlu uang. Media kampanye, tim sukses, saksi dan mobilisasi politik lainnya, semua butuh uang. Namun bukan berarti uang adalah segalanya. Sehingga segala sesuatu harus diukur dengan uang. Suara pun harus dibeli dengan iming-iming uang atau barang.


Melihat fenomena ini, secara sederhana penulis mencoba mengunggkap karakter atau tipe pemilih dan politisi sekarang, dengan kondisi politik yang berkembang saat ini. Perbedaannya sangat signifikan dibanding Pemilu sebelumnya.


TIPE CALON


Tak bisa ditampik, bahwa sistem itu diciptakan oleh penguasa, baik pemerintah, politisi maupun pengusaha yang memiliki kepentingan didalamnya. Sehingga terbentuk seperti budaya. Bak peraturan yang mengikat kendati tidak tertulis. Namun dampaknya kentara ketika mereka (ekskutif/legsilatif) duduk di kursi kekuasaan. Praktik Politik Dagang Sapi pun terjadi.


Satu dari sekian praktik politik yang telah membudaya di Indonesia. Merupakan warisan Orde Baru (Orba), yang tetap langgeng dipelihara hingga kini, yaitu politik uang (money politic). Aktivitas terakhir dari politik uang kadang disimbolkan dengan ‘Seragan Fajar’, yang lazim dilakukann pada masa tenang.


Apapun budaya politik yang terjadi hari ini, itu tidak terlepas dari prilaku politisi di masa lampau. Sehingga, laksana budaya di dalam lingkungan masyarakat. Kondisi ini memunculkan pendapat baru dalam masyarakat, ‘Jangan mencalon jika tak punya uang’. Uang dianggap penentu segalanya.


Politik uang. Antara calon dan masyarakat, seperti dua sisi mata uang. Mereka saling melengkapi. Calon menciptakan sistem, masyarakat (pemilih) mengembangkannya. Sangat sulit merubah prilaku ini. Andaikan ada calon yang ingin bermain santun dan bersih tanpa diiming-iming materi/uang, konsekuensinya harus siap menerima cemoohan dan kegagalan.


Ada beberapa tipe calon dalam konteks kekinian. Analisa ini dapat kita simpulkan dari prilaku calon dalam menarik impati dan simpati massa atau pendukungnya. Mulai dari melakukan hal-hal yang wajar hingga hal-hal yang tidak wajar.




  1. Tipe Pencuri


Pendekatan Curang dan Intens (Pencuri), ialah model pendekatan calon dengan cara menghujat atau menjelekan calon lain. Melakukan manover-manover negatif terhadap lawan politik. Menjalankan menejemen konflik kepada setiap rival yang dianggap memiliki pengaruh. Cara ini intens ia lakukan agar terbentuk opini, bahwa calon lain (rivalnya) dipandang negatif di mata publik.


Pendekatan ini bisa berhasil, jika yang disampaikan merupakan fakta. Namun tak jarang ini menjadi boomerang buat dirinya sendiri. Sehingga bukan hasil yang ia dapatkan, sebaliknya cacian yang ia tuai.


Cacian atau hujatan tidak akan menciptakan keberpihakan publik, sebaliknya akan menorehkan duka buat keberhasilan kita. Menyampaikan dan mengungkapkan fakta saja harus dengan etika. Jika tidak, maka kita akan menuai celaka.


Cara terbaik dan bermartabat ialah dengan menjual program. Apa visi, misi yang ingin kita bangun, itu yang harus kita sampaikan. Sehingga masyarakat memahami niat dan tujuan yang melatarbelakangi, mengapa kita mencalonkan diri. Berjanji boleh saja, asal terukur – dapat diwujudkan ketika duduk nanti. Terlepas terpilih atau tidak, setidaknya kita telah melakukan hal mulia. Memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.




  1. Tipe Capem


Tipe Calon Pebeli Massa (Capem), yaitu medekati massa atau audiensnya dengan uang. Setiap suara pemilih dinilai dengan uang/materi. Semakin tinggi pengaruh pemilih, semakin kencang uang yang dikeluarkan calon. Bagi calon, tak penting bicara soal visi, misi atau program kerja ketika mereka duduk nanti. Yang penting bagaimana ambisinya tercapai.


Uang menjadi tolak ukur keberhasilan calon. Tanpa uang, calon tak bisa berbuat apa-apa. Sebab, si calon tidak memiliki refutasi, kridibilitas dan intergritas yang baik. Alih-alih mau menang di Pemilu, kepedulian sosialnya saja tidak nampak di masyarakat. Jika tidak ditopang dengan uang, sulit baginya memperoleh kemenangan. Tambah lagi tipe pemilih saat ini yang rakus duit. Jadi, bak gayung bersambut.


Sepertinya, tak ada lagi kesempatan bagi orang-orang yang bermental baik, yang memiliki karakter amanah, jujur, bertanggunng jawab dan dapat dipercaya untuk terjun ke dunia politik. Sepertinya tak ada lagi tempat bagi calon yang tak punya uang, untuk ikut dalam kompetisi Pemilu. Pemenang Pemilu hanya milik orang-orang berduit saja. Semakin banyak uang yang dikeluarkan, semakin tinggi peluang calon untuk menang.


Calon yang berduit saja akan keok jika ia tidak bermain duit. Atau jika ia tidak pandai dalam memenej duit dan memilih tim yang solid. Kerena persaingan politik semakin tahun semakin tak mendidik. Jadi, wajar saja setiap Pemilu menciptakan masyarakat yang tidak terdidik, dan melahirkan pemimpin yang kooperatif dalam kejahatan politik.


Pemilu 2014 saksi nyata, betapa massifnya Pemilu kali ini dibanding sebelumnya. Tanpa rasa bersalah atau melanggar aturan, calon berani secara terang-terangan membagikan uang saat kampanye terbuka. Berani membagikan amplop uang di masa tenang ke rumah-rumah pemilih. Demikian juga dengan pemilih. Sebanyak mungkin calon didatangi demi uang. Tak perlu merasa bersalah atau peduli halal-haram, yang peting uang. Norma, etika dan sufremasi hukum tak berarti lagi.


Sebelum Pemilu (memilih), suara sumbang sering terdengar di masyarakat bahwa calon incumbent A, B dan C tidak baik. Selema ini, apa yang telah mereka perbuat. Apa hasil kerja mereka untuk masyarakat. Proyek aspirasi mereka hanya untuk keuntungan pribadi mereka. Mereka tidak peduli dengan aspirasi masyarakat. Tak peduli dengan keterpurukan dan penderitaan warga. Tak ambil tahu kegiatan sosial. Pintu rumah meraka saja sebelumnya selalu tertup. Bahkan ada diantara meraka dzalim dan penjinah. Demikian keluh masyarakat buat mereka. Namun ketika Pemilu mencatat data perolehan suara, suara merekalah yang paling dominan. Kenapa? Uanglah yang merubah segalanya.




  1. Tipe Santai


Tipe calon yang satu ini tergolong baik. Baginya, mengedepankan pendidikan politik buat masyarakat adalah keniscayaan. Impiannya adalah membangun peradaban baru sesuai tuntunan. Membangun paradigma (kerangka berpikir) masyarakat yang baik dan madani.


Santun, Taat dan Ikhlas (Santai) adalah landasan prinsip perjuangannya. Calon tipe ini merasa malu ketika dia berprilaku tidak sesuai dengan etika dan melanggar norma hukum. Terpilih atau tidak, baginya itu perkara kedua. Yang terpenting, santun dalam bersosialisasi, taat pada ketentuan dan ikhlas dalam berjuang, adalah modal dasar yang mesti dimiliki setiap calon. Sehingga tercipta masyarakat yang patuh dan ikhlas pula dalam mengemban setiap amanat. Indonesia tidak akan bisa Hebat, jika prilaku politisinya tidak Bermartabat.


Tipe Santai, tidak menjadikan uang/materi satu-satunya modal perjuangannya. Namun pendekatan hati ke hati, menjalin silaturrahmi, menawarkan visi, misi dan program kerja menjadi pilihan utamannya. Uang/materi dibutuhkan dalam hal apapun. Namun, bukan berarti semua itu dapat dibeli dengan uang atau ditukar dengan barang. Kebahagian hati, tidak akan dapat dinilai dengan apapun, selain rasa kebersamaan dan keikhlasan.


Memandang uang adalah segalanya, niscaya kita akan diperbudaknya. Sehingga, tak adalah lagi nilai-nilai kesantunan, ketaatan dan keikhlasan dalam sebuah perjuangan. Dan wajar saja ketika terpilih nanti mereka melupakan janji dan cenderung memperkaya diri.


Problematikanya, tipe calon yang Santai hari ini tidak laku dijual di masyarakat. Masyarakat lebih senang menentukan pilihannya kepada calon yang berprilaku sebaliknya. Karena nilai Rp. 50.000,00 menjelang pemilihan misalnya, maka nilai kebaikan dari calon yang berbuat baik kepadanya dan masyarakat, berubah dalam sekejap. Nilai kebaikan kini tak berarti apa-apa, tak bisa dijadikan modal seseorang untuk bisa memperoleh kursi.


Sangat kontras dengan calon yang berkakter Pencuri dan Tapem. Calon yang Santun, Taat dan Ikhlas (Santai), ketika mereka mendapatkan suara dominan atau terpilih, itu karena hati nurani masyarakat yang bicara. Bukan karena uang, bukan karena barang. Bukan pula karena masyarakat telah termakan janji-janji atau pepesan kosong calon. Namun karena ketokohan dan keikhlasan calon dalam melayani, baik sebelum maupun setelah mereka terpilih. Ketika hati yang bicara, keikhlasan akan berbuah keikhlasan pula. Namun nilai keikhlasan saat ini telah langka.


KARAKTER PEMILIH




  1. Karakter Golput


Golput (Golongan Pencari Uang Tunai). Demikian ungkapan Miftahul Huda, yang coba penulis terjemahkan. Pemilih yang memiliki karakter ini bersifat lemah lembut. Kata-katanya sangat meyakinkan. Tapi maaf, jangan langsung percaya. Sebab, karakter Golput mudah berjanji dan mudah pula mengingkari. Setiap calon didatangi, berkomitmen mendukung, dengan harapan mendapatkan imbalan (uang, barang, pekerjaan). Sedapat mungkin setiap calon didatangi untuk dibanding-bandingkan, mana calon yang mampu memberikan imbalan lebih, mana yang tidak. Calon yang mampu memberikan imbalan lebih maka calon tersebut akan intens disambangi. Namun belum tentu pilihannya jatuh pada calon tersebut, jika sang calon tak mampu memenuhi tawaran yang ia usulkan.


Prinsipnya, karakter Golput memandang Pemilu adalah kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Sebanyak mungkin calon-calon peserta Pemilu didatangi, terutama calon yang yang berduit tebal. Buat janji, bila perlu bersumpah atau berikrar berjabat tangan dengan calon, untuk meyakinkan calon. Masalah pilihan, tunggu dulu! Itu hak saya, mau memilih atau tidak. Yang penting, uangne piro?


Kadang, karakter Golput mendekati calon atas nama masayarakat. Buat usulan atas nama dan untuk kegiatan kemasyarakatan atau keagamaan. Namun sebenarnya, karakter ini lebih cenderung pada kepentingan pribadi atau kelompoknya. Jika si calon tak terpilih atau tak punya suara di tempatnya, alasannya bisa karena calon tak sosialisasilah, kurang bantuanlah, kurang simpatiklah dan lain-lain. Dalam menggunakan hak pilihnya, karakter Golput cenderung memilih orang yang menguntungkan buatnya atau dianggap mampu membela kepentingannya. Bahkan terkadang ia tidak menggunakan hak pilihnya kepada siapapun.




  1. Karakter Ampibi


Karakter Ampibi (Aliansi Masyarakat Pintar tapi Biadab), biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berstatus sosial lebih tinggi dari masyarakat biasa, dengan kata lain ‘Kaum Intelek’. Sesuai dengan namanya “Ampibi”, artinya kaum ini lebih bisa menyesuaikan diri atau dapat hidup dan bergaul dimana pun. Karakternya hampir sama dengan Golput. Bedanya kaum ini lebih dinominasi oleh kaum intelek, para oknum Tokoh Agama, tokoh masyarakat, oknum Ustadz dan Kiyai yang berprinsip bahwa uang adalah segalanya.


Kaum pintar yang merapat dan menyatakan sikap mendukung calon diluar konteks keluarga atau sahabatnya, biasanya memiliki kepentingan terselubung dengan urusan dapurnya. Setidaknya, ketika si calon terpilih dia dapat sejumlah paket proyek. Baginya tak masalah masyarakat yang jadi korban dengan skenario kebohongannya, yang penting tujuannya tercapai. Pintarnya kaum ini, dia merapat ke calon yang berpeluang menang, kemudian mendukung calon-calon yang dianggap kalah dengan skenario menejemen konfliknya. Kadang si calon dan masyarakat tak sadar termasuk kedalam perangkapnya.


Sedangkan oknum ustadz/kiyai yang tergolong dalam karakter Ampibi ini, sangat pandai pula berkamuflase. Tak jarang kita dengar ungkapan mereka, bahwa mereka tak kemana-mana, tapi ada dimana-mana. Sebab mereka milik umat. Artinya si ustadz/kiyai tersebut mengambarkan bahwa dirinya netral. Pada hal kecenderungannya jelas kemana. Berpolitik praktis mereka enggan, namun praktis berpolitik mereka lakukan.


Setiap calon yang datang dan bertanya kepada sang ustadz/kiyai, maka ia akan mendukung dan menyatakan bahwa calon tersebut punya peluang. Merasa tersanjung dan berpeluang menang dari ungkapan seorang ulama, kadang si calon pun tak canggung mengeluarkan sejumlah rupiah buat sang ustadz/kiyai. Bicara hasil/calon terpilih atau tidak, itu nomor seribu!


Dalam menentukan pilihannya, pemilih berkarakter Ampibi lebih cenderung memilih calon yang ia pandang mampu memenuhi atau dapat melayani kepentingannya.




  1. Karakter Capal


Cakap tapi Palsu (Capal), konotasi dari barang yang digunakan sebagai alas kaki. Dalam istilah/tatabahasa Melayu, Capal ialah sandal. Kadang di antara mereka ada juga yang menjadi alas kaki (alat) bagi pemilik kepentingan terselubung, penguasa atau pemilik modal. Mereka juga bisa berperan sebagai mata-mata (spionase) bagi penguasa.


Pemilih yang berkarakter Capal emang terkesan cakap, namun penuh kepalsuan. Karakter Golput dan Ampibi pun banyak yang melekat padanya. Karakter ini di dominasi kaum tanggung (antara berwawasan atau tidak). Kekhasan karakter Capal yaitu dia mengatakan bahwa dia memiliki pengaruh, memiliki pengikut yang siap diarahkan serta dekat dengan orang-orang penting yang siap mendukungnya. Namun semua itu omong kosong belaka. Tujuannya tak lain, hanya mengincar materi dari si calon semata.


Ketika calon yang didekatinya tidak bisa memberikan apa-apa sesuai harapannya, maka pemilik karakter ini akan ngomong ke sana-kemari bahwa si calon tersebut tidak can (tidak bagus/baik) atau pemasin (pelit). Bagi mereka, seorang calon akan baik apabila ia tidak pelit dalam hal uang. Ukuran kebaikan di mata mereka adalah duit. Sangat besar kemungkinan pilihannya akan jatuh pada orang yang mampu memberi duit lebih padanya.




  1. Karakter Kembang


Kembang alias (Kelompok Masyarakat Mengambang), kelompok masyarakat yang sulit dan tidak mudah dalam menentukan hak pilihnya. Alasannya bisa karena belum ada pilihan atau belum ada calon yang mengetarkan hatinya. Baginya bebas mau terbang kemana saja, tanpa harus diikat oleh siapapun.


Karakter ini cenderung di dominasi pemilih pemula, seusia SMA. Pemilih ngambang (Swing Voter), bagi calon atau Partai Politik merupakan pemilih potensial. Angkanya bisa mencapai 30 % dari total jumlah pemilih. Karena pemula, sangat mudah diarahkan. Namun dampaknya, jika tidak diberikan pemahaman dan pendidikan politik yang baik, pemilih ini dapat terbentuk juga seperti karakter pemilih Golput, Ampibi dan Capal.


Tidak hanya pemilih pemula yang masuk dalam karakter Kembang, pemilih dewasa pun banyak juga menjadi bagian darinya. Alasannya bisa kerana ragu atau belum ada pilihan yang pas di hati. Pemilih tipe ini pun sangat besar kemungkinannya dapat dipengaruhi dengan materi. Namun, secara umum, karakter Kembang tidak menjadikan meteri sebagai target utamanya. Ketika ia telah menetapkan pilihannya, ada atau tidak ada uang, pilihannya konsen pada seseorang yang telah berkomitmen padanya. Prinsipnya, diberi calon lain uang/barang ia ambil, tapi pilihannya tetap kepada 1 orang yang berkomitmen padanya.




  1. Karakter Mami


Berbeda dengan karakter sebelumnya, karakter Masyarakat Anti Memilih (Mami), sebagian besar dari mereka anti dengan namanya Pemilu atau Pemilukada. Alasannya bisa karena krisis kepercayaan pada pemimpin saat ini, yang hanya bisa berjanji tanpa bukti. Binggung kerena banyaknya calon. Tidak ada figur yang dianggapnya pantas. Atau, baginya memilih atau tidak, tak ada berpengguruh buat kehidupan dan lingkungannya.


Sebelumnya, Mami biasa disebut dengan Golput (Golongan Putih), alias tidak mau memilih. Tapi Golput sekarang sudah berubah makna menjadi Golongan Pencari Uang Tunai. Hmm…. Angka Mami di Indonesia berkisar antara 25 – 30 % saban tahunnya.


Mami tidak terlalu terpengaruh dengan materi. Bahkan ada diantara mereka tidak sudi menerima uang politik dan membenci politik uang. Ada juga diantaranya menerima jika diberi, namun soal pilihan, ia tidak akan memilih siapapun diantara calon yang ikut kompetisi. Dibanding Golput, Ampibi dan Capal, karakter Mami jauh lebih baik.




  1. Karakter Supi


Karakter yang satu ini lebih istimewa dibanding karakter sebelumnya. Setia dan Utuh Pilihannya (Supi). Tidak ingkar janji. Uang atau materi tidak menjadi tolak ukur bagi kaum ini. Mereka memilih karena hati atau ideologi.


Karakter Supi dibedakan menjadi dua. Pertama, memilih karena fanatik partai atau idiologi partai. Karakter ini biasanya dimiliki pengurus dan kader partai. Atau simpatisan fanatik karena ideologi partai. Tak perduli siapapun figur calon yang dipasang partai idolanya, kecintaan ia pada partai tak mampu dirubah oleh ideologi partai apapun. Tak memilih calon yang dipasang partai, cukup memilih partainya.


Kedua, memilih karena melihat figur calon. Pemilih tipe ini tidak memadang dari mana atau partai apa yang menggusung calon idolanya. Mereka tidak peduli dengan ediologi dan azas partai yang menggusung calon. Namun ketokohan dan karakter calon menjadi penentu pilihannya.


Namun, kondisi Supi lama kelamaan pun tergerus dan terpengaruh keadaan yang tak bersahabat. Banyak yang tak mampu bertahan karena bujukan uang, materi, jabatan atau akibat kampanye hitam para politisi hitam. Mereka (para politisi) seakan tak rela ada orang baik yang memegang teguh prinsip kebaikannya. Berbagai upaya dilancarkan untuk mempengaruhi pemilih tersebut, mulai dari tawaran materi hingga intimidasi. Senang melihat orang jahat, jahat melihat orang senang.



*****


Massifnya politik dewasa ini membuat sebagian politisi yang gagal, mengurungkan niatnya untuk maju di Pemilu 2019 mendatang. Kondisi masyarakat yang memandang uang adalah segalanya, tentu menuntut seorang calon harus mempersiapkan diri dan modal yang cukup untuk bertarung.


Terbukti, setiap calon yang datang atau bersosialisasi di sambut masyarakat dengan baik. Bahkan ada diantaranya menyambut dengan acara pesta (suguhan kesenian dan jamuan makan). Janji-janji akan mendukung pun mengalir kepada calon yang datang bersosialisasi. Sehingga si calon merasa tersanjung. Tak sadar, sejumlah uang pun mengalir di tempat tersebut, demi memenuhi keinginan masyarakat, yang katanya siap mendukung calon. Yang mengejutkan calon, saat pemilihan dan penghitungan suara di TPS atau di Desa tersebut, suara calon yang telah berkorban tersebut sangat minim, bahkan di TPS binaannya pun suara si calon tidak ada sama sekali. Terlalu… “Kata bung Rhoma Irama.”


Nilai kebaikan, kepedulian sosial, kepekaan terhadap penderitaan sesama atau kebaikan apapun yang dilakukan seseorang atau calon, tidak akan berarti apa-apa jika mereka tak punya uang. Semantap apapun janji, komitmen atau ikrar antara pemilih dengan calon yang tidak bermodal, akan berubah pada masa H-2, H-1. Masyarakat lebih cenderung memilih apa yang ia lihat dan rasakan saat itu. Nilai kebaikan di mata masyarakat tak lebih dari rupiah yang ia terima menjelang pencoblosan. Setelah itu, masa bodoh jika si calon terpilih tak ingat lagi dengan mereka, tak mendengarkan aspirasi mereka. Nilai Rp. 50 ribu yang mereka terima, seperti kompensasi untuk jabatan dewan selama 5 tahun.


Dalam politik, kita cenderung mengikat dan menghukum pencuri-pencuri kecil. Sementara, pencuri-pencuri besar kita biarkan berkeliaran dan menduduki jabatan penting di ekskutif dan legislatif. Bukan politiknya yang kejam, namun pelaku politiknya yang tidak bermoral. Bukan demokrasinya yang salah, namun pemainnya yang membuat sistem tersebut menjadi tidak mendidik.


Orang-orang baik tidak kita berikan kesempatan memiliki jabatan, baik di ekskutif maupun legislatif. Sementara, orang-orang yang telah kita ketahui bobroknya moral mereka, malah kita dukung mereka untuk menduduki posisi tersebut. Apakah ini pertanda kehancuran moralitas kita? Jika demikian, siapa yang salah, pemimpin atau masyarakat?


Ingat! Pemimpin itu lahir dari masyarakat. Masyarakat yang baik akan melahirkan pemimpin yang baik. Masyarakat yang tidak baik (memilih karena uang/materi), maka akan melahirkan pemimpin tidak baik pula, pemimpin yang hanya berorentasi pada materi/uang. Jangan salahkan mereka (pemimpin) ketika mereka duduk lupa dengan kita, korupsi dan melakukan perbuatan yang tidak pantas. Sebab kitalah yang telah menyetujui mereka untuk melakukan itu. Sebaliknya, pemimpin pula yang meciptakan sistem ini tetap langgeng dipelihara masyarakat.


Mengejutkan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis hasil survey mereka tentang Pemilu 2014, bahwa 70,2 % masyarakat Indonesia memadang politik uang itu tidak masalah atau hal yang biasa-biasa saja. Kemudian, lebih dari 60 % dari mereka tidak mengetahui dampak dari politi uang tersebut. Wajar saja kondisi masyarakat saat ini lebih massif di banding Pemilu 2009. Pantas pula, korupsi sangat sulit diberatas. Sebab, antara pemimpin dan masyarakat, masyarakat dan pemimpin memiliki karakter yang sama.


Sementara orang-orang baik sangat sulit masuk ke parlemen. Adapun orang baik yang masuk parlemen, jumlah mereka sedikit sekali, tak akan mampu membawa perubahan. Mereka berhadapan dengan sistem yang sulit mereka taklukan. Bahkan tak jarang, banyak diantara mereka harus mengubur idealisme mereka, kerena tak mampu bertahan atau karena tergiur uang tambahan atau jabatan.


Mahalnya ongkos politik tak sebanding dengan hasil yang di dapat calon. Tak ada pilihan lain, selain kong kalikong setelah mereka duduk di parlemen. Siapa yang berani menjamin bahwa dewan yang terpilih saat ini akan bekerja sesuai amanat. Tak ada jaminan, bahwa partai yang menggaungkan Restorasi, Perubahan, Indonesia Hebat dan sebagainya, kader partainya mampu mengimplementasikan gaung tersebut ketika mereka duduk di parlemen nanti. Kecuali mereka yang masih memiliki nurani, kepatuhan dan keikhlasan. Mereka akan konsisten dan komit melakukan perubahan, kendati saat kampanye mereka mengeluarkan uang besar.


Benar, Indonesia Negara Demokrasi terbesar ketiga di dunia. Namun demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang mengidap penyakit. Betul demokrasi telah memberikan kebebasan kita untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Namun, sistemnya membelenggu dan menciptakan masyarakat yang praghmatis dan apatis. Logikanya, akan sulit melakukan perubahan dari pelaku politik yang menghalalkan segala cara demi kekuasaan. Akan sulit menata kembali (restorasi), atau menyembuhkan penyakit birokrasi dan demokrasi yang mengidap penyakit akut disemua sendi-sendi kehidupan. Kecuali lahir satu generasi yang terbebas dari virus-virus demokrasi tersebut.


Kita lihat di televisi hari ini. Segenap pelosok negeri berbicara tentang kecurangan Pemilu. Ada calon yang berani dan terang-terangan membagikan uang saat kampanye terbuka. Ada yang membagikan uang pada masa tenang (H-2, H-1). Ada pemilih yang melakukan pencoblosan terbuka secara berjamaah bersama anak-anak, satu suara dinilai Rp. 100.000,00 oleh calon tertentu. Ada juga pemilih yang mendokumentasikan pilihannya, setelah itu lapor ke calon untuk mendapatkan sejumlah uang. Ada penyelenggara pemilu (KPPS, PPS, PPK) yang memanifulasi data Pemilu, sehingga terjadi pengelembungan suara kepada calon tertentu demi uang. Terjadi pula Panwaslu dan Bawaslu yang tidak melaksanakan perannya sebagai pengawas Pemilu, namun bersekongkol melakukan kejahatan Pemilu. Dan beragam pelanggaran lainnya menghiasi demokrasi Indonesia hari ini.


Indonesia akan hebat, jika pelaku politiknya bermartabat. Indonesia akan jaya jika politisinya beretika. Indonesia akan menjadi Macan Asia, ketika kita bangga dengan hasil karya anak bangsa. Indonesia akan tangguh ketika kita memiliki pemimpin yang patuh. Bangsa ini akan sejahtera ketika kita memiliki pemimpin yang turut merasakan penderitaan rakyatnya. Bukan pemimpin yang rakus kekuasaan. Tidak pula pemimpin yang gila menata tahta. Atau pemimpin yang senang menimbun harta. Dan/atau Pemimpin yang senang memelihara wanita-wanita sebagai selirnya. Jika pemimpin hanya memikirkan harta, tahta dan wanita, maka mereka tidak sempat memikirkan dan mengurusi derita rakyatnya. Namun mengapa, kita masih memberikan kesempatan itu kepada mereka?


Ketika pilihan masyarakat jatuh kepada calon yang jelas-jelas rekam jejaknya kurang baik. Atau calon yang bermental penghianat dan selalu menghianati amanat, tentu ada yang salah dengan semua ini. Ada penyakit yang diidap masyarakat, sebagaimana telah penulis kemukakan di atas. Namun sekali lagi, pilihan itu ada pada kita. Apakah kita senang memelihara penyakit atau ingin sembuh darinya?