WK-Brand Logo

Senin, 14 Juli 2014

Menjelang Lebaran, Waspadai Jambret dan Penipuan

PenipuIlustrasi


 Simpang Hilir – Menjelang Lebaran Idul Fitri 1436, warga diimbau agar lebih waspada dan hati-hati. Pasalnya, kasus penjambretan dan penipuan sering terjadi pada momen ini. Terutama buat ibu rumah tangga yang sering berpergian dan mudah tertipu dengan modus penipuan.

Minggu pagi, 13 Juli 2014, Fatimah (47), ibu rumah tangga Desa Rantau Panjang Kecamatan Simpnag Hilir KKU, telah menjadi korban penipuan orang tak dikenal. Voucer/pulsa senilai Rp. 200.000,- melayang ke nomor ponsel seseorang yang mengaku aparat kepolisian.

Modus penipuan tersebut terbilang sederhana. Berawal dari pelaku yang menelpon korban via hand phone. Mengaku sebagai aparat kepolisian, mengatakan bahwa anak korban (Fatimah red) sekarang sedang dalam tahanan kepoolisian, tertangkap tangan menggunakan narkoba. Kebetulan, anak dara kedua korban sedang tidak berada di kampung halamannya Rantau Panjang, yaitu bekerja di Rumah Sakit Fatimah Ketapang.

Tanpa meneliti dan bertanya terlebih dahulu, Fatimah langsung percaya saja. Sehingga syarat yang ditawarkan pelaku langsung diterimanya. Pelaku minta kirim pulsa Rp. 200.000,- untuk keperluan komunikasi pelaku, dipenuhi korban. Suara isak tangis yang terdengar korban dari ponsel pelaku, membut korban percaya bahwa yang menangis tersebut anaknya. Beruntung pelaku minta sejumlah uang tebusan tak langsung dipenuhinya.

Pada hal anak sulung korban dan pemilik kios/counter penjual pulsa telah berulang kali mengingatkan korban, bahwa ini penipuan. Namun tidak digubrik korban. Dengan wajah yang ketakutan dan mata berkca-kaca, korban tatap bersikeras, bahwa yang terdengar tangisnya dalam ponsel tersebut adalah anaknya.

Tambah lagi, si pelaku tanpa memberikan kesempatan kepada korban untuk melepaskan hand phone di telinga korban, dan terus menerus ngajak korban berbicara dengan bahasa ancaman. Sehingga tak ada kesempatan orang lain untuk memberikan masukan, dan korban terus dihantui ketakutan.

Korban baru menyadari bahwa dia telah tertipu, setelah beberapa jam kemudian. Setelah dia menghubungi anaknya di Ketapang. Kemudian menghubungi nomor pelaku, nomor yang digunakannya untuk menelpon korban, dan nomor yang telah ditransfer korban pulsa, tidak aktif lagi saat dihubungi.

Di hari dan tempat yang sama, Ani (38), hampir saja menjadi korban kedua modus penipuan aparat gadungan tersebut. Beruntung, calon korban kedua mendengar masukan keluarga. Sehingga tidak sempat menjadi korban penipuan berikutnya.

Sebagai masyarakat yang cerdas, kewaspadaan dan keahti-hatian kita dituntut. Jangan mudah terpancing dengan SMS berhadiah. Mudah merespon penelpon yang mengaku aparat, pejabat dan lain-lain. Mudah mempercayai seseorang yang belum Anda kenali sama sekali. Alangkah bijaknya Anda meneliti dan mencari tahu terlibih dahulu kebenaran informasi yang Anda terima, sebelum Anda memutuskan. Sehingga Anda tidak terjebak kedalam modus yang menipu Anda.

Kemudian. Hindari memakai perhiasan yang berlebihan, yang dapat mengundang niat jahat para pelaku kejahatan. Berhati-hati saat membawa dompet/tas yang berisi uang/barang berharga, terutama bagi ibu-ibu. Baik sedang berada di tempat keramaian (pasar), maupun saat mengendarai kendaraan di jalan raya.

Usahakan menyimpan tas ditempat yang sulit dijangkau orang lain. Misalnya minyimpan dompet dalam jok motor, menyimpan tas di bahu kiri saat berkendaraan, dan sebagainya. Setidaknya, dengan cara demikian dapat mengurangi tindakan kriminalitas. Jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan, segeralah minta pertolongan. (Has)

0 komentar: