WK-Brand Logo

Jumat, 20 April 2012

POTRET UJIAN NASIONAL: Mengorbankan Kejujuran ….?

Oleh : Drs. Adi Jogok (Kayong Utara 17/04/12)

Ujian nasional untuk tingkat SMA tahun 2012 ini mulai di gelar pada hari senen tanggal 16 April 2012 serentak di seluruh indonesia, tak terkecuali dib kabupaten kayong utara kaliantan barat. Menerut beberapa teliksandi dan penelusuran yang di lakukan ternyata terjadi fenomena yang sudah lazim terjadi bahkan biasa kita lihat di media televisi maupun surat kabar, bahwa soal UAN Bocor atau ada yang sengaja membocorkan kunci jawaban. Terlepas dari benar atau tidaknya kunci jawaban yang di bocorkan tersebut, yang jelas fenomena ini sangat menodai kiprah Dunia pendidikan yang memiliki visi dan misi “ MEMBANGUN KARAKTER “ . pertanyaan nya, dimanakah Peran Dinas Terkait ?, Dimanakah Peran dan pengawasan guru ?, apakah mereka benar benar tidak tau atau mungkin ada yang mengamini cara cara tersebut secara diam diam, owwwhhh. Kalau memang demikian sungguh ironisnya dunia pendidikan saat ini ? . ( semoga saja tidak begitu . amiin )

Sebut saja di salah satu sekolah Menengah atas di kabupaten kayong utara, terjadi kasak kasuk bocoran soal UAN yang padahal belum tentu kebenaran nya. Bagi siswa/I yang malas belajar tentunya Kunci jawaban tersebut merupakan tumpuan akhir mereka. Dan bagi yang belajar, jika terpengaruh walaupun tidak memegang kunci jawaban tentu secara psikologis mereka akan labil. Belum lagi jika ternyata kunci jawaban tersebut salah, maka yang berprestasi pun akan hancur. Hal ini di akibatkan karena ketidak percayaan diri serta ketidak siapan diri mereka menghadapi UAN.

Disisi lain system pendidikan kita yang memakai menerapkan Standar aturan kelulusan UAN juga sangat membebani mental siswa, sehingga siswa/I yang labil akan berupaya melakukan jalan pintas. Mungkin standard UAN bisa saja sama rata atau di katakan adil, namun tidaklah BIJAKSANA, bagaimana mungkin siswa/ I yang ada di perkotaan sama dengan siswa/I yang ada di pelosok, di lihat fasilitas, SDM saja sudah jauh berbeda, maka logikanya prestasi mereka juga akan berbeda, walaupun tidak menutup kemungkinan juga ada siswa / I yang bisa mengikuti standard tersebut, namun itu hanya segelintir saja, dan mungkin juga karena fasilitas yang ia miliki.

Maka dalam hal ini yang perlu di perbaiki adalah System, apabila system pendidikan kita masih seperti ini, maka aksi contek mencontek, bocor membocor soal, serta upaya ketidak jujuran lain nya akan terus terjadi, dan saya yakin ini terjadi tidak hanya Kayong Utara, namun juga di berbagai daerah lain di seluruh peolosok Indonesia. Dan jika hal ini tidak cepat di perbaiki, maka Pembangunan karakter akan menjadi gembar gembor kosong oleh Pemerintah, Pelajaran pelajaran yang berbasis Moral di kurikulum juga hanya sebagai pelengkap dan bualan belaka, serta guru guru yang ada di lemabaga sekolah sama sekali seperti tak berharga jika demikian.

Dengan adanya fenomena tersebut hendaknya pemerintah membuka mata dan mengevaluasi system yang telah mereka terapkan. Yang menjadi pertanyaan penting di akhir tulisan saya ini adalah ; PENTING MANAKAH ANGKA ANGKA FORMALITAS DAN KARAKTER ? . tentu jawaban nya adalah Dua duanya penting dan tetap harus menjadi perioritas. Nah untuk saat ini yang menjadi korban adalah Kejujuran, yang mana kejujuran tersebut adalah bagian penting dari Karakter yang sesungguhnya tidak dapat di tukar dengan Angka sejuta, dua juta, bahkan berapapun tidak bisa membeli Nilai Sebuah KARAKTER. Maka jelas dan kita sepakat dengan kementrian pendidikan nasional bahwa Pendidikan karakter harus di uttamakan, maka untuk itu kepada semua lembaga sekolah dan dinas terkait juga semua komponen masyarakat, haruslah mendukung program pembangunan karakter tersebut. Namun saat ini sepertinya Visi dan Misi tersebut masih belum bisa berjalan dengan baik, semoga saja pemerintah dapat membuka mata nya lebar lebar lebar dan segera mengevaluasi mengapa Visi dan misi tersebut masih belum bisa berjalan secara maksimal.

Sumber :

http://www.facebook.com/groups/101940266601132/permalink/153019558159869/

0 komentar: