WK-Brand Logo

Senin, 16 September 2013

Batu Teritip Yang Terpingggirkan


Beberapa hari yang lalu saya karena satu kepentingan datang ke DUDUN BATU TERITIB, Desa mentubang. Sebuah dusun dibalik bukit,ditepi laut, sebelah barat laut sukadana. Masuk jalan Desa Mentubang, menyusuri jalan aspal yang berakhir sebelum tikungan. Berikut jalan tanah yang saya lewati, tentu ketika hujan, jalan ini sulit untuk dilewati. Sebelum masuk dusun batu teritib, saya dihadang tanjakan yang cukup mengerikan. Masih jalan tanah. Kupikir didepan akan bertemu jalan lingkungan berupa aspal atau rabat beton. Tapi perkiraan saya meleset. Jalan didusun ini sampai keujung malah menjadi jalan tikus, yang dibeberapa bagian dihiasi dengan turunan dan tanjakan yang ekstrim. Keadaan ini memancing naluri saya untuk bertanya kepada warga disana. Puas bertanya, membuat kepala ini berdenyut. Dusun dengan 2 RT, sekitar 50 KK, selama ini NYARIS tak tersentuh pembangunan! Belum lagi ancaman patok-patok TNGP yang berada tak jauh dibelakang gubuk mereka. Padahal dibukit itulah selama ini mereka bertani pisang untuk menyambung hidup.
Arah pulang, dijalan saya berpapasan dengan anak-anak sekolah, sepeda didorong karena tak mampu bersepeda mendaki, sebagian lagi berjalan kaki. SD terdekat berjarak berkilo-kilo. Tanpa sadar pikiran saya menerawang sekiranya anak saya yang kelas 1 sd mengalami hal semacam ini, melewati jalan tanah, yang tanjakan dan turunannya hanya bisa dinaiki sepeda motor dengan gigi 1!
Sampai dirumah, saya buka google eart, lalu coba tarik garis lurus antara Sukadana dan Dusun batu teritib, fantastis....hanya dalam kisaran 7,5 kilometer jaraknya dari ibukota kabupaten!

0 komentar: