WK-Brand Logo

Selasa, 28 Januari 2014

Gereja Maranatha, Hangus Dilalap si Jago Merah

Kebakaran Gereja Rapa 2 Warta Kayong Kalbar

SIMPANG HILIR – Senin (27/1/2014), pukul 14.00 WIB, Gereja Maranatha, berlokasi di Tersier (TR) 4, Satuan Pemukiman (SP) 1 Tansmigrasi Dusun Kebal Manuk Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Hilir, ludes terbakar. Usaha warga dalam memadamkan api, tidak membuahkan hasil. Api begitu cepat merambat. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta.


Tanpa diketahui siapa yang membakarnya. Saksi mata pertama, Sudilah, ketika melihat kobaran api yang menyelimuti gereja, dia memberitahukan kepada suaminya. Kemudian, Lagio, suami Sudilah, langsung memberitahu warga terdekat. Warga pun berdatangan untuk memadamkan api, membawa alat seadanya. Terakhir mendatangkan 2 unit mesin pemadam kebakaran. Mestipun mesin pemadam datang kondisi gereja sudah hangus terbakar, namun warga tetap berupaya memdamkan, agar api tidak menjalar ke kebun warga dan bangunan lain disekitar gereja.


Kebakaran Gereja Rapa Warta Kayong KalbarDugaan warga sekitar, ada seseorang yang iseng membakar rumput kering sisa tebasan di pinggir jalan tersebut. Karena yang bersangkutan tak mampu melerai (memadamkan) api, langsung meninggalkan tempat kejadian.


Keterangan saksi mata lain, Sarmanto mengatakan, saat mereka datang kondisi api sudah menyelimuti seluruh bangunanan gereja, sehingga api sulit ditaklukan. Tambah lagi kondisi angin yang kencang, serta sulitnya mendapatkan air akibat panas panjang, menyulitkan warga untuk meredam amukan si Jago Merah tersebut. Alhasil, Gereja Maranatha rata dengan tanah.


Sebelumnya, kondisi Jalan Skunder dan Jalan TR 4 di sekitar gereja semak diselimuti rumput. Sebab, Gereja Maranatha tepatnya berdiri di pertigaan antara Jalan Skunder dan Jalan TR 4. Karena tak ada yang peduli dengan kebersihan lingkungan tersebut, Ketua RT setempat berinisiatif membersihkannya. Dati sisa penebasan (pembersihan) tersebutlah munculnya api, yang sampai saat ini belum diketahui siapa pelaku pembakarannya.


Gereja yang berusia sepuluh tahunan ini, dibangun tahun 2003 oleh Kementerian Transmigrasi – satu paket di bangun dengan pemukiman Trans SP 1, sejak lama sudah tidak berfungsi. Terakhir difungsikan tahun 2006 yang lalu. Sebab, jemaat gereja ini, meliputi Trans SP 1 dan SP 2, yang hanya berjumlah empat Kepala Keluarga (KK) saja. Kerena tidak tersedianya Pendeta dan minimnya jemaat, jemaat gereja ini melakukan kebaktian di Gereja Kristen Protestan di Indonesia (GKPdI), yang terlentak di Dusun Ampera Desa Rantau Panjang.


Kebakaran Gereja Rapa 3 Warta Kayong KalbarSejak ditinggalkan 2006 lalu, kondisi gereja dibiarkan semak, ditumbuhi rumput dan pepohonan, yang ketinggiannya melebihi tinggi orang dewasa. Banyaknya rumput kering disekitar lokasi gereja, tambah lagi angin kencang yang berhembus saat itu, membuat api semakin tak dapat dilerai (diatasi).


Saat berita ini dimuat, Sarmanto eks jemaat Gereja Maranatha, telah melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak yang berwenang. Dengan mengantongi pengantar dari Kepala Desa Rantau Panjang, Sarmanto menyampaikan peristiwa tersebut kepada Sosnakertrans, dengan tembusan Bupati Kayong Utara, Camat Simpang Hilir, Kapolsek Simpang Hilir dan pihak lain yang dianggap berkompeten dalam hal ini.


Untuk mengatasi kemungkinan buruk terulang kembali, Kepala Desa (Kades) Rantau Panjang, Sarkandi, mengimbau warganya agar lebih waspada terhadap dampak musim kemarau yang melanda KKU saat. Khusus kepada warga Rantau Panjang, agar jangan melakukan pembakaran lahan sembarangan, tanpa di dukung persediaan alat pemadam, dan kesiapan warga untuk dapat memadamkan api tersebut● (Has)

0 komentar: